Skala Hasil Produksi (Return to Scale)

return to scale skala hasil produksi

Skala hasil produksi (return to scale) mempunyai tiga kemungkinan hasil produksi. Skala produksi atau skala hasil produksi merupakan perubahan skala output (hasil produksi) akibat dari penggandaan input/faktor produksi yang digunakan. Ingat bahwa, skala produksi dari sisi produksi disini masih berhubungan dengan pembahasan teori produksi. Disini akan melihat kondisi dimana perusahaan ingin menambah input/faktor produksi baik itu menambah tenaga kerja dan mesin. Skala produksi melihat akibat perubahan skala penambahan input tersebut akan menghasilkan berapa output.

Misalkan, perusahaan saudara menggandakan input/faktor produksi yang digunakan menjadi dua kali lipat lebih banyak dari sebelumnya. Faktor produksi yang sebelumnya digunakan yaitu 10 tenaga kerja dan 2 mesin. Dengan menggandakan menjadi dua kali lipat, sekarang input/faktor produksi yang saudara gunakan menjadi 20 tenaga kerja dan 4 mesin. Hasil produksi sebelumnya katakanlah 250 roti, setelah input digandakan ternyata hasil (output) menjadi 500. Ini contoh skala produksi konstan.

Jadi, skala produksi akan melihat seberapa besar perubahan output setelah input dilipatgandakan. Contoh diatas kita melihat input atau faktor produksi dinaikkan menjadi dua kali lipat. Hasil produksi juga meningkat dua kali lipat. Namun, tidak semua produksi yang dilakukan setiap perusahaan akan memberikan hasil demikian. Output yang dihasilkan setelah penggandaan input bisa saja lebih besar dari 500 roti atau bahkan bisa kurang dari 500 roti yang dihasilkan.

Skala Hasil Produksi (return to scale)

Ada tiga kemungkinan hasil produksi (output) yang terjadi akibat penggandaan input. Kemungkinan tersebut yaitu skala hasil konstan, skala hasil menurun, dan skala hasil meningkat. Uraian ringkas mengenai ketiga hal tersebut sebagai berikut:

  1. Skala hasil konstan (constant return to scale)

Skala hasil produksi konstan (constant return to scale) yaitu kondisi dimana penggandaan input yang dilakukan perusahaan akan memberikan penggandaan output (hasil produksi) yang sama. Contoh kondisi ini seperti yang telah di contohkan diatas. Pada perusahaan roti inputnya dilipatgandakan menjadi dua kali lipat. Dan outputnya juga meningkat tepat dua kali lipat. Penggandaan input sama dengan penggandaan output yang dihasilkan.

Baca selengkapnya: skala hasil konstan (constant return to scale)

 

  1. Skala hasil menurun (decrease return to scala)

Skala hasil menurun (decrease return to scale) yaitu dimana perusahaan menggandakan input yang digunakan, namun skala output yang dihasilkan lebih kecil dari skala penggandaan input. Bila pada contoh perusahaan roti yang menggandakan input menjadi dua kali lipat diatas, skala hasil menurun akan terjadi bila skala outputnya kurang dari dua kali lipatnya. Output awalnya 250 roti, setelah input digandakan dua kali lipat, ternyata hasilnya kurang dari 500 roti. Artinya skala penggandaan output nya kurang dari skala penggandaan input.

Baca selengkapnya: skala hasil menurun (decrease return to scale)

 

  1. Skala hasil meningkat (increase return to scale)

Skala hasil meningkat (increase return to scale yaitu kondisi dimana skala penggandaan input mengakibatkan perubahan skala penggandaan output yang lebih besar. Misalkan input yang digunakan ditambah menjadi dua kali lipat, ternyata outputnya bertambah menjadi tiga kali lipat atau empat kali lipat. Bila menggunakan contoh ilustrasi diatas, penggandaan input dua kali lipat mengakibatkan skala penambahan output lebih dari dua kali lipat atau lebih dari 500 roti yang dihasilkan (bisa sebanyak 510 roti, 550 roti atau bahkan lebih). Skala penambahan outpunya disitu lebih besar dari skala penambahan input.

Baca selengkapnya: skala hasil meningkat (increase return to scale)

 

Demikian pembahasan singkat mengenai skala hasil produksi (return to scale). Penjelasan lebih detail mengenai jenis-jenis skala hasil produksi (return to scale) telah dibahas pada link diatas. Semoga bermanfaat.

Be the first to comment

Leave a Reply