EKSTERNALITAS: Pengertian, Klasifikasi, Dampak, Kurva dan Contoh Eksternalitas

Eksternalitas pada dasarnya membahas biaya atau manfaat yang timbul tetapi hal tersebut tidak tercakup dalam harga pasar. Eksternaliatas adalah salah satu topik pembahasan penting dalam ekonomi publik. Apalagi ketika sedang membahas kebijakan ekonomi pemerintah. Topik eksternalitas menjadi salah satu justifikasi ilmiah dari sisi ekonomi atas kebijakan yang pemerintah ambil.

Bagi kita pembelajar ekonomi tentu sangat perlu untuk mendalami pembahasan eksternalitas ini. Pada pembahasan eksternalitas ini akan memaparkan lebih dalam terkait pengertian eksternalitas menurut para ahli, klasifikasi eksternalitas: positif dan negatif, dan contoh kasus eksternalitas

 

PENGERTIAN EKSTERNALITAS MENURUT PARA AHLI

Pada kesempatan ini akan dipaparkan beberapa pengertian eksternalitas menurut para ahli:

  1. Hyman

Pengertian Eksternalitas adalah biaya-biaya atau manfaat-manfaat dari transaksi pasar yang tidak direfleksikan (dicerminkan) dalam harga. Ketika eksternalitas berlaku, pihak ketiga (diluar pihak penjual dan pembeli barang) dipengaruhi oleh produksi atau konsumsi barang tersebut. Manfaat ataupun biaya yag ditanggung pihak ketiga tidak dipertimbangkan oleh penjual dan pembeli barang sehingga menghasilkan eksternalitas.

  1. Gruber

Pengertian Eksternalitas menurut Gruber adalah muncul ketika tindakan satu pihak membuat pihak lain lebih buruk atau lebih baik, namun pihak pertama tidak menanggung biaya atau menerima manfaat dari melakukannya.

  1. Stiglitz

Pengertian eksternalitas adalah tindakan satu individu atau perusahaan mempengaruhi individu atau perusahaan lain dimana satu perusahaan membebankan biaya kepada perusahaan lain tetapi tidak memberikan kompensasi untuk mereka. Atau alternatif lainnya, eksternalitas adalah dimana satu perusahaan memberikan manfaat kepada perusahaan lain tetapi tidak mendapatkan ganjaran/hadiah karena menyediakannya.

 

Dari beberapa pengertian eksternalitas menurut para ahli diatas dapat disederhanakan bahwa eksternalitas adalah biaya atau manfaat yang diterima oleh pihak ketiga yang tidak diperhitungkan penjual dan pembeli ketika melakukan transasksi jual beli di pasar. Agar teman-teman lebih memahami pengertian eksternalitas ini, akan coba diberikan contoh yang lebih mudah memahami. Perhatikan ilustrasi berikut:

Misalkan kita mengambil contoh dalam kasus rokok. Kita tentu sudah tahu ada istilah perokok pasif. Perokok pasif sejatinya bukan perokok, namun dia menghirup asap rokok dari perokok aktif. Dirumah misalnya, ada bapak yang merokok (perokok aktif), duduk merokok di samping istri nya (perokok pasif). Ibu dalam kasus ini tidak merokok, tapi ikut menghirup asap rokok diudara yang berasal dari rokok suaminya. Sudah bukan rahasia umum, kalau perokok pasif (dalam contoh ini sang istri) punya potensi menderita penyakit yang lebih parah.

Contoh eksternalitas dalam kasus diatas adalah asap rokok yang dihirup oleh sang istri dan menyebabkan penyakit bagi perokok pasif. Dalam kondisi pasar yang tanpa intervensi pemerintah (pasar persaingan sempurna), harga rokok yang dijual penjual atau yang dibeli bapak, tidak memperhitungkan biaya atau kompensasi untuk membayar biaya kesehatan untuk si istri.

Dari contoh eksternalitas ini kita dapat memahami bahwa biaya kesehatan yang ditanggung istri tidak pernah diperhitungkan oleh penjual maupun pembeli dalam traksasi jual beli rokok. Meskipun bisa saja bapak yang membayarkan biaya kesehatan pihak ketiga (istrinya), namun biaya tersebut bukanlah kompensasi dari transaksi jual beli rokok. Bapak membayar karena kebetulan pihak ketiganya adalah istrinya. Bila bukan istrinya menderita akibat dari merokok tersebut, tentu bapak tidak akan membayarkan. Eksternalitas disini memperhitungkan manfaat atau kerugian yang diderita oleh orang lain dari aktivitas yang tidak diperhitungkan sebelumnya dalam jual beli rokok (transaksi pasar).

Contoh eksternalitas pada kasus diatas menggambarkan adanya eksternalitas negatif. Sederhananya eksternalitas negatif diatas dipahami sebagai dampak buruk yang diterima. Namun dalam kasus eksternalitas bisa juga yang tidak diperhitungkan dalam harga pasar itu sesuatu yang bermanfaat positif. Untuk menjabarkan lebih detail mengenai jenis eksternalitas ini, silahkan lanjut membaca sub bagian klasifikasi eksternalitas dibawah ini.

 

KLASIFIKASI DAN CONTOH EKSTERNALITAS

Harga pasar tidak mampu mencerminkan secara akurat semua manfaat sosial ataupun biaya sosial dalam perdagangan barang ketika ada eksternalitas didalamnya. Klasifikasi eksternalitas dapat dijadikan dalam dua klasifikasi yaitu eksternalitas positif dan negatif. Adapun penjelasan keduanya sebagai berikut:

  • Eksternalitas negatif

Eksternalitas negatif juga disebut external cost, yaitu biaya yang dibebankan kepada pihak ketiga bukannya ke penjual maupun pembeli barang yang tidak tercermin dalam harga pasar. Contoh eksternalitas negatif: efek buruk dari polusi sebagai perusak kesehatan. Contoh lain adalah suara bising pesawat yang terbang rendah menjadi contoh eksternalitas negatif bagi penduduk yang tinggal dekat lokasi bandara.

  • Eksternalitas positif

Eksternalitas positif yaitu manfaat bagi pihak ketiga yang tidak dibayarkan kepada pihak penjual dan pembeli barang atau jasa yang tidak tercermin dalam harga. Contoh eksternalitas positif yaitu ketika terjadi kebakaran dan api dipadamkan, contoh eksternalitas positif diterima oleh pihak ketiga yang didekat daerah terbakar karena dengan dipadamkan api sehingga resiko terjadi kebakaran di rumahnya tidak terjadi.

Yang tidak termasuk kedalam eksternalitas adalah bila dampak-dampak tersebut termasuk didalam harga. Misalnya, bila seseorang suka photografi, kenaikan dalam permintaan peralatan photografi oleh orang lain dapat membuat harga perlengkapan fotografi naik karena kelangkaan. Kenaikan harga tersebut mencerminkan secara relatif kenaikan permintaan antara mereka dan kenaikan harga tersebut sebagai insentif untuk menghasilkan produk lebih banyak.

 

DAMPAK EKSTERNALITAS DALAM EFISIENSI

Pasar persaingan sempurna yang tidak diatur akan menghasilkan pasar yang efisien dimana harga yang sama dengan marginal cost dan marginal benefit yang penjual dan pembeli nikmati. Ketika eksternalitas ada, marginal cost atau marginal benefit menjadi menyimpang. Sehingga pasar dianggap tidak efisien. Lantas bagaimana perubahan akibat dampak eksternalitas tersebut terhadap efisiensi?

Dampak Eksternalitas Negatif

Dampak eksternalitas negatif yang muncul akan membuat harga barang/jasa tidak mencerminan marginal social cost (MSC) secara penuh dalam mengalokasi sumber daya untuk menghasilkan produk tersebut sehingga menimbulkan biaya bagi pihak ketiga. MSC dapat dirumuskan sebagai berikut:

MPC + MEC = MSC

Marginal cost yang mendasari keputusan produsen untuk memproduksi barang kita anggap sebagai Marginal Private Cost (MPC). Sederhananya MPC sebagai biaya marginal yang ditanggung oleh perusahaan untuk produksi. Untuk mendapatkan Marginal Social Cost (MSC), MPC harus ditambahkan Marginal Eksternal Cost dari output (MEC). Dampak eksternalitas negatif memunculkan biaya Marginal External Cost (MEC). MEC adalah biaya ekstra pada pihak ketiga yang muncul dari produksi lagi barang atau jasa. MEC adalah bagian dari marginal social cost dari pembuatan barang.

Jadi, Marginal Social Cost (MSC) akan menggambarkan biaya yang sebenarnya, dimana melingkupi biaya marginal yang ditanggung produsen (MPC) dan biaya marginal yang ditanggung oleh pihak ketiga (MEC) sebagai akibat dari produksi/konsumsi barang tersebut. Dampak eksternalitas negatif yang tidak dihitung dalam harga barang akan tergambar dalam MEC. Contoh dampak eksternalitas negatif nya yaitu kerusakan lingkungan, maka MEC seharusnya menggambarkan biaya kerusakan lingkungan tersebut.

Pada kondisi ekuilibrium pasar persaingan sempurna seharusnya:

MPC = MSB

Bila dalam kondisi pasar persaingan sempurna yang tidak ada eksternalitas, MPC yang ditanggung produsen seharusnya sudah termasuk didalamnya juga biaya eksternal yang ditanggung pihak ketiga. Sehingga biaya sosial marginal (MSC) menjadi sama dengan MPC.

Namun, ketika ada eksternalitas, dampak eksternalitas negatif menyebabkan Marginal Private Cost (MPC) dari barang akan jauh lebih rendah dari marginal social cost (MSC) nya. Artinya, produsen hanya memikirkan biaya untuk menghasilkan barang/jasa saja, tanpa memperhitungkan biaya marginal eksternal (MEC) seperti kerusakan lingkungan didalam harga barang nya. MPC menjadi jauh lebih rendah dari MSC karena dampak eksternalitas negatif nya belum diperhitungkan oleh produsen didalam harga barangnya.

Marginal social cost dari barang dan jasa yang efisien mensyaratkan bahwa:

MSC= MPC + MEC = MSB

Marginal social cost (MSC) dari barang, termasuk marginal external cost, harus sama dengan marginal social benefitnya untuk mencapai efisiensi.

Agar dapat lebih memahami dampak eksternalitas negatif sebagaimana dijelaskan diatas, coba perhatikan kurva dan penjelasan berikut ini:

kurva dampak eksternalitas negatif

Dari kurva diatas kita ingin membuat ilustrasi dampak eksternalitas negatif. Garis MPC menggambarkan biaya marginal perusahaan untuk menghasilkan produk (MPC). Garis MPC pada gambar diatas adalah biaya perusahaan menghasilkan barang tanpa memperhitungkan dampak eksternalitas negatif. Sedangkan MSB menggambarkan Marginal Social Benefit (MSB), sederhananya yang diminta konsumen.

Awal mula cerita kita mulai dari titik a. Kita mengambil permisalan perusahaan rokok. Titik a kita anggap sebagai pertemuan tingkat harga dan seberapa banyak yang ingin dijual oleh perusahaan (MPC) dan yang dibeli konsumen (MSC). Jumlah yang dibeli yaitu sebanyak 10 dengan harga 9 rupiah. Harga terbentuk pada titik a karena perusahaan dan konsumen belum memperhitungkan dampak eksternalitas negatif yang muncul.

Bila kita memperhitungkan dampak eksternalitas negatif dan menghitung biayanya, akan muncul biaya marginal eksternal (MEC). MEC ini kita anggap sebagai biaya dari adanya dampak eksternalitas negatif. Pada saat jumlah permintaan barang yang awalnya sebesar 10 dengan harga 9 rupiah (titik a), titik harga ini lebih rendah dari harga yang seharusnya. Sebab harga ini belum memperhitungkan dampak eksternalitas negatif yang muncul (MEC).

Bila kita memperhitungkan biaya marginal keseluruhannya/biaya sosial marginal, seharusnya pada garis Marginal Social Cost (MSC). Pada garis MSC sudah diperhitungkan biaya marginal untuk menghasilkan barang (MPC) dan ditambah biaya marginal dari dampak eksternalitas negatif (MEC). Harga yang awalnya pada titik a bila ditambah biaya eksternal sebagai kompensasi dampak eksternalitas negatif, akan ada kenaikan sebesar f (warna biru). Kenaikan sebesar ini sebagai gambaran biaya MEC. Sehingga dengan kuantitas barang 10, harga barang akan bergeser dari titik a ke titik c menjadi 15 rupiah.

Bila produsen menerapkan harga MSC, harga yang berubah dari titik a ke titik c menjadi mahal bagi konsumen. Oleh sebab itu, konsumen akan mengurangi permintaan barangnya. Interaksi tawar menawar pasar akan memunculkan keseimbangan baru yaitu pada titik b. Bila transaksi didalam pasar tersebut memperhitungkan biaya marginal produsen (MPC) dan biaya marginal eksternal (MEC) sebagai biaya dampak eksternalitas negatif, maka pertemuan antara permintaan dan penawarannya akan berada pada titik b. Pada titik b ini terjadi kenaikan harga sebagai kompensasi dampak eksternalitas negatif, namun juga terjadi penurunan permintaan barang karena harga lebih mahal.

 

Dampak Eksternalitas Positif

Ketika dampak eksternalitas positif ada, harga tidak sepenuhnya sama dengan marginal social benefit (MSB) barang dan jasa. Contoh eksternalitas positif: suntikan vaksin untuk melawan penyakit. Orang-orang yang divaksin mendapatkan manfaat untuk dirinya dan tentunya berkurangnya orang yang terkena sakit akan mengurangi resiko orang lain terkena penyebaran penyakit. Berkurangnya resiko penyakit memberikan dampak eksternalitas positif bagi orang lain bahkan seluruh dunia sehingga resiko terkena penyakit berkurang. Sehingga potensi orang yang membeli vaksin menjadi lebih sedikit.

Dampak eksternalitas positif menyebabkan Marginal Social Benefit (MSB) lebih tinggi daripada manfaat marginal yang didapat penjual atau pembeli. Manfaat marginal yang didapat pembeli atau penjual disebut dengan Marginal Private Benefit (MPB). Anggap saja bahwa dampak eksternalitas positif ini memberikan manfaat juga bagi pihak ketiga diluar penjual dan pembeli. Manfaat yang diterima pihak ketiga ini digambarkan sebagai Marginal External Benefit (MEB).

Dengan adanya dampak eksternalitas positif membuat Marginal External Benefit (MEB), manfaat dari tambahan output bertambah kepada pihak ke tiga daripada kepada pembeli atau penjual barang. Secara umum ketika damapak eksternalitas positif ada, marginal private benefit akan jauh di bawah marginal social benefit.

Output yang efisien terjadi pada saat marginal social benefit sama dengan marginal social cost yang terjadi untuk memproduksi vaksin. Sehingga dapat digambarkan sebagai berikut:

MPBi + MEB = MSB = MSC

 

Agar dapat lebih memahami dampak eksternalitas positif, coba perhatikan kurva dan penjelasan berikut ini:

kurva dampak eksternalitas positif

Dari kurva diatas kita ingin membuat ilustrasi bahwa MSC sebagai biaya marginal sosial sama dengan MPC. Transaksi penjual dan pembeli dipasar sebelum diperhitungkan adanya dampak eksternalitas positif yaitu berada pada titik a. Karena adanya dampak eksternalitas positif yang tidak diperhitungkan penjual dan pembeli, manfaat marginal sosialnya (MSB) lebih tinggi dari harga yang berlaku dipasar.

Awalnya aktivitas penjual dan pembeli terjadi di titik a, tapi karena ada tambahan manfaat dari dampak eksternalitas positif. Sehingga manfaat marginal sosial secara keseluruhan (MSB=MPB+MEB) berada pada garis MSB. Pada garis MSB inilah diperhitungkan manfaat marginal keseluruhan baik yang didapat oleh pembeli (MPB) dan manfaat tambahan yang didapatkan oleh masyarakat yang tidak membeli (MEB).

Dalam kondisi demikian, harga yang ditetapkan oleh pasar tanpa memperhitungkan dampak eksternalitas positif menjadi lebih rendah dari keseluruhan manfaat marginal sosial yang ada. Apabila dampak eksternalitas positif diperhitungkan maka keseimbangan transaksi penjual dan pembeli akan bergeser dari awalnya berada pada titik a menjadi ke titik c.

 

CONTOH KASUS EKSTERNALITAS

Sebagai contoh kasus eksternalitas, Pada Desember 1997, perwakilan lebih dari 170 negara bertemu di Kyoto, Jepang, untuk mencoba negosiasi internasional untuk membatasi emisi karbon dioksida di seluruh dunia. Motivasi untuk pertemuan internasional ini adalah meningkatnya kekhawatiran atas masalah pemanasan global (global warming).

Telah ada peningkatan dalam suhu global selama abad kedua puluh. Konsensus ilmiah yang berkembang menunjukkan bahwa penyebab tren pemanasan ini adalah aktivitas manusia, khususnya penggunaan bahan bakar fosil. Banyak ilmuwan memperkirakan bahwa, selama abad berikutnya, suhu global dapat naik hingga sepuluh derajat Fahrenheit.

Permukaan laut global bisa naik hampir tiga kaki, meningkatkan risiko banjir dan perendaman daerah pesisir yang rendah. Beberapa ilmuwan memproyeksikan, misalnya, bahwa 20–40% dari seluruh negara Bangladesh akan kebanjiran akibat pemanasan global selama abad berikutnya, dengan sebagian besar negara ini berada lebih dari lima kaki dibawah air.

Meskipun ramalan ini mengerikan, negara-negara yang berkumpul di Kyoto menghadapi tugas yang berat. Biaya untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, khususnya di negara-negara industri besar, sangat besar. Bahan bakar fosil merupakan sumber pemanas rumah kita, pengangkutan/transportasi, dan penerangan tempat kerja kita. Mengganti bahan bakar fosil ini dengan alternatif akan secara signifikan meningkatkan biaya hidup di negara maju.

Untuk mengakhiri masalah pemanasan global, beberapa orang memperkirakan bahwa kita harus mengurangi penggunaan bahan bakar fosil ke tingkat (pra-industri) abad ke-19. Namun, bahkan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil ke tingkat yang pada akhirnya diamanatkan oleh konferensi Kyoto ini (7% di bawah tingkat 1990) dapat menelan biaya US $ 1,1 triliun, atau sekitar 10% dari PDB. Dengan demikian, mungkin tidak mengejutkan bahwa Amerika Serikat belum meratifikasi perjanjian yang disepakati di Kyoto.

Pemanasan global karena emisi bahan bakar fosil adalah contoh klasik dari apa yang oleh para ekonom disebut sebagai eksternalitas. Eksternalitas terjadi ketika tindakan salah satu pihak membuat pihak lain lebih buruk atau lebih baik, namun pihak pertama tidak menanggung biaya atau menerima manfaat dari melakukannya. Jadi, ketika kita mengendarai mobil di Amerika Serikat kita meningkatkan emisi karbon dioksida, menaikkan suhu dunia, dan dengan demikian meningkatkan kemungkinan bahwa dalam 100 tahun Bangladesh akan berada dalam kebanjiran.

 

Be the first to comment

Leave a Reply