PDB, PDRB, dan Pertumbuhan Ekonomi

PDB, PDRB, dan Pertumbuhan Ekonomi

Pembahasan pendapatan nasional tidak akan terlepas dari istilah PDB, PDRB, dan Pertumbuhan Ekonomi. Ibarat kata, bahwa ketiga istilah ini serupa tapi tak sama. PDB, PDRB dan pertumbuhan ekonomi adalah istilah-istilah yang kadang membingungkan bagi sebagian orang. Karena kedekatan konsep dari ketiga istilah ini terkadang bisa membuat keliru.

PDB adalah singkatan dari produk domestik bruto. Dalam Bahasa inggris dikenal dengan istilah Gross Domestic Product (GDP). Adapun PDRB adalah singkatan untuk Produk Domestik Regional Bruto. Istilah PDB, PDRB, dan pertumbuhan ekonomi sangat erat kaitannya dengan pembahasan ekonomi makro.

Disini akan dicoba mengulik lebih dalam bagaimana sebenarnya konsep dari PDB, PDRB, dan pertumbuhan ekonomi serta dimana letak perbedaannya. Untuk membahas hal tersebut, ulasan ini akan dibuat dalam beberapa bagian.

 

Pendapatan Nasional dan Pengertian PDB (Produk Domestik Bruto)

Bagaimana kita dapat mengetahui tingkat perekonomian suatu negara? Katakanlah kita ingin mengetahui keseluruhan output yang diproduksi dalam satu negara. Kita sebut saja keseluruhan output yang dihasilkan dalam suatu negara tersebut sebagai pendapatan nasional. Ini salah makna dari pendapatan nasional. Meski begitu, dalam konteks tertentu pendapatan nasional dapat merujuk istilah yang bermakna lain. Namun dalam konteks pembahasan ini, kita memaknai pendapatan nasional sebagai keseluruhan output dalam perekonomian. Untuk mengukur pendapatan ini digunakan indikator bernama produk domestik bruto (PDB).

Pengertian PDB adalah nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu wilayah dalam suatu jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Dalam Bahasa lain dapat juga dikatakan bahwa pengertian PDB adalan nilai output akhir yang dihasilkan dalam perekonomian suatu negara dalam satu periode tertentu. Pengertian lainnya PDB adalah jumlah nilai tambah output yang diproduksi. Produk Domestik Bruto ini dianggap sebagai salah satu ukuran pendapatan nasional suatu negara.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dari pengertian produk domest bruto (PDB) yang telah disebutkan diatas:

Pertama, PDB melingkupi satu wilayah. Konsep satu wilayah untuk PDB bermakna satu negara. Dalam konteks Indonesia, maka PDB bermakna keseluruhan produksi barang dan jasa di Indonesia. Fokus perhitungan PDB berasal dari produksi dalam satu negara tanpa memperhatikan pemilik faktor produksi. Nilai ekonomi yang berada di Indonesia ada yang berasal dari warga negara asing dan ada yang berasal dari warga negara Indonesia yang berada di wilayah Indonesia. PDB menghitung produksi yang dihasilkan di Indonesia baik yang berasal dari faktor produksi yang dimiliki asing maupun dimiliki warga Indonesia yang berada di wilayah Indonesia. Kata kuncinya yaitu PDB melihat produksi dalam negeri.

Kedua, perhitungan PDB biasanya dilakukan dalam satu periode. Periode yang umumnya digunakan yaitu tahunan. Terdapat juga perhitungan untuk periode kuartalan. Sehingga perhitungan PDB merupakan akumulasi nilai barang dan jasa selama satu periode tersebut. Umumnya periode yang digunakan yaitu satu tahun. Sehingga PDB yang dihitung hanya nilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun tersebut saja.

Ketiga, pada perhitungan PDB dihitung dengan nilai uang. Pada lembaga di Indonesia menggunakan satuan mata uang rupiah. Misalkan petani menghasilkan padi. Dalam perhitungan PDB tidak akan dihitung dengan satuan berapa ton padi yang dihasilkan. Namun jumlah padi yang dihasilkan tersebut akan dikonversi kedalam nilai uang rupiah. Begitu juga pedagang baju, nilai PDB tidak akan dihitung dari jumlah baju yang dijual tapi dikonversikan nilainya kedalam mata uang rupiah.

Keempat, nilai keseluruhan output pada pengertian PDB adalah nilai output akhir. Misalkan, ada toko penjual roti, roti dibuat dari tepung yang dihasilkan dari industri tepung, sedangkan tepung sendiri dihasilkan hasil pertanian. Nilai output akhir dapat dihitung dari produk akhir yang dihasilkan. Atau dapat juga dihitung dari nilai tambah antar sektor. Pertingunan dengan nilai tambah ini dilakukan pada metode produksi. Karena sektor tertentu dapat menjadi input antara bagi sektor lain, maka perhitungannya menggunakan nilai tambah dari masing-masing sektor. Hal tersebut perlu dilakukan untuk menghindari double counting.

 

Cara menghitung PDB

Cara menghitung PDB dapat dilakukan dengan 3 pendekatan yaitu produksi, pendapatan dan pengeluaran.

 

  1. Pendekatan produksi

PDB berdasarkan pendekatan produksi, maka PDB akan dibagi kedalam beberapa lapangan usaha. Pendekatan produksi lebih menghitung PDB dari sisi proses produksi dan balas jasa faktor yang berhasil diciptakan (pendapatan) dari hasil produksi tersebut. Jumlah hasil produksi dari masing-masing lapangan usaha ini akan menjadi PDB. Namun karena antar lapangan usaha bisa saja menjadi input atau input antara bagi lapangan usaha yang lain, maka perhitungan PDB dari pendekatan produksi akan dinilai dari nilai tambah dari masing-masing lapangan usaha.

Perhitunan nilai tambah (value added) dapat dirumuskan sebagai berikut:

Nilai tambah = output – input antara

Nilai tambah diperoleh dari selisih antara nilai output dengan nilai input antara yang digunakan. Dari sisi produksi ini melihat produksi sebagai proses meningkatkan nilai tambah. Sehingga PDB dihitung dari penjumlahan nilai tambah dari seluruh lapangan usaha (sektor ekonomi).

PDB = ∑ Nilai Tambah

 

  1. Pendekatan Pengeluaran

PDB berdasarkan pengeluaran adalah keseluruhan output (barang dan jasa) yang dihasilkan dalam suatu perekonomian untuk dipergunakan sebagai konsumsi “akhir” masyarakat. Berdasarkan pendekatan ini maka PDB dihtung dari jumlah belanja/pengeluaran untuk mengkonsumsi barang atau jasa yang dihasilkan dalam perkeonomian tersebut. PDB dari sisi pengeluaran akan dilihat dari total pengeluaran agregat yang diperoleh dari konsumsi rumah tangga (C), investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), dan ekspor neto (NX).

Adapun PDB dari pendekatan pengeluaran dapat dirumuskan dengan:

Y = C+I+G+NX

 

  1. Pendekatan Pendapatan

Dari sisi pendekatan bahwa PDB dinilai dari menjumlahkan pendapatan yang diperoleh oleh seluruh faktor produksi dalam perekonomian tersebut. Pendapatan nasional dari sisi ini akan dilihat dari pendapatan yang berasal dari gaji, bunga, sewa dan keuntungan.

Perhitungan PDB dari pendekatan pendapatan dapat dirumuskan dengan:

PDB = w + i + r + π

Adapun PDB merujuk pada PDB dari pendekatan pendapatan. Upah dilambangkan dengan w. Sedangkan i merupakan pendapatan bunga. Adapun r adalah sewa dan π merupakan profit.

 

Dari sisi konsep kita menemukan banyak pendekatan cara menghitung PDB sebagaimana dipaparkan singkat diatas. Yang paling utama sebagai ukuran pendapatan nasional diambil dari cara perhitungan PDB dengan pendekatan produksi. Meskipun demikian, cara perhitungan PDB dengan metode lain juga penting untuk dilakukan.

Terdapat beberapa alasan mengapa cara penghitungan PDB dari pendekatan yang berbeda tetap harus dilakukan. Pertama, untuk menjaga konsistensi dan kelengkapan data untuk keperluan estimasi (perkiraan) serta dapat melakukan ananalisis lebih mendalam. Kedua, sebagai kontrol atas kelayakan hasil estimasi. Secara konsep, cara perhitungan PDB diatas meski berbeda seharusnya memberikan hasil estimasi yang ekuivalen. Meskipun demikian, karena secara pendekatan dan pengukuran berbeda, hasil dalam dunia nyata dapat memberikan sedikit perbedaan. Hal ini wajar secara statistik.

 

PDB atas dasar harga konstan (adhk) vs PDB atas dasar harga berlaku (adhb)

PDB dapat dibedakan dalam 2 jenis yaitu PDB atas dasar harga berlaku (PDB ADHB) dan PDB atas dasar harga konstan (ADHK). Bahasa lain dari kedua pembagian PDB tersebut yaitu PDB nominal untuk menunjukkan PDB atas dasar harga berlaku (adhb), dan PDB riil untuk sebutan lain dari PDB atas dasar harga konstan (ADHK).

PDB atas dasar harga berlaku (adhb) adalah PDB yang perhitungan nilai barang dan jasa nya didasarkan pada harga yang berlaku pada tahun tersebut. PDB atas dasar harga berlaku (adhb) ini banyak digunakan untuk melihat kondisi perekonomian pada tahun tersebut. Namun penggunaan PDB atas dasar harga berlaku (adhb) memiliki konsekuensi harga yang berlaku pada tahun tersebut juga mengandung inflasi. Adanya inflasi menyebabkan harga barang menjadi lebih mahal. Sehingga harus hati-hati melihat nilai PDB atas dasar harga berlaku (adhb), sebab terjadinya kenaikan PDB tersebut apakah disebabkan oleh kenaikan produksi atau hanya karena terjadinya kenaikan harga barang.

Upaya untuk menghilangkan nilai inflasi ini maka digunakan PDB atas dasar harga konstan (adhk). PDB PDB atas dasar harga konstan (adhk) atau PDB riil adalah PDB yang perhitungan harga nya didasarkan pada harga tahun tertentu. PDB yang dihitung tahun-tahun belakangan ini menggunakan tahun dasar tahun 2010.  Artinya PDB atas dasar harga konstan (adhk) pada tahun 2011 bahkan hingga 2020 sekarang ini nilai perhitungan harga barang atau jasanya akan didasarkan pada harga yang berlaku pada tahun 2010. Sebab tahun 2010 dijadikan tahun dasar perhitungan.

Dengan metode adhk seperti ini misalkan petani menghasilkan 10 ton padi pada tahun 2019. Perhitungan nilai padi tersebut tidak dikonversi dengan harga yang berlaku tahun 2019, melainkan dikonversi menggunakan harga yang berlaku pada tahun 2010 sebagai tahun dasar. Dengan demikian, pengaruh inflasi dapat dihilangkan dalam perhitungan. Nilai PDB yang muncul pada harga konstan (adhk) ini adalah nilai dari barang atau jasa yang dihasilkan. Dari sini akan terlihat kenaikan tingkat produksi riil yang terjadi.

Baca selengkapnya: PDB riil dan PDB nominal

 

Faktor yang mempengaruhi PDB

Faktor yang mempengaruhi PDB sangat banyak. Berdasarkan perhitungan pendapatan nasional dari sisi pengeluaran terdapat 4 faktor yang mempengaruhi PDB. Hubungan PDB dengan faktor yang mempengaruhi PDB dapat digambarkan kedalam persamaan identitas berikut:

Y = C+I+G+NX

Dimana Y adalah PDB, C adalah konsumsi, I adalah Investasi, G adalah pengeluaran pemerintah, NX adalah ekspor neto. Adapun ekspor neto diperoleh dari selisih antara ekspor dengan impor.

Konsumsi yang dimaksud dalam persamaan identitas diatas yaitu total konsumsi rumah tangga secara agregat. Atau juga disebut lebih lengkap dengan sebutan konsumsi rumah tangga. Konsumsi rumah tangga berarti total nilai yang dibelanjakan/dikonsumsi oleh rumah tangga untuk memenuhi kebutuhannya. Contoh konsumsi rumah tangga ini yaitu seperti untuk belanja makanan/minuman, biaya pendidikan dan kesehatan, beli kosmetik dan ke salon, biaya bayar listrik dan telepon.

Investasi yaitu pengeluaran yang dipergunakan untuk membeli barang modal. Barang modal ini dapat dipergunakan untuk memproduksi barang dan jasa pada masa mendatang. Hal inilah yang membedakan dengan pengeluaran konsumsi, pada investasi lebih dipergunakan untuk meningkatkan produksi. Contoh investasi yaitu seperti pengeluaran investasi untuk kantor dan alat-alat produksi.

Pengeluaran pemerintah mengacu pada belanja yang dilakukan oleh pemerintah. Utamanya, belanja yang dilakukan dapat dipergunakan untuk operasional dan belanja modal. Belanja operasional biasanya untuk kebutuhan konsumsi pemerintah. Sedangkan belanja modal dipergunakan sebagai investasi oleh pemerintah.

Ekspor neto merupakan selisih dari ekspor dan impor. Dalam perdagangan internasional, perekonomian suatu negara dapat mengirimkan barang ke luar negeri (ekspor) dan juga mendatangkan barang dari luar negeri (impor).

 

Fungsi PDB

Fungsi PDB dapat digunakan untuk beberapa keperluan:

  1. Sebagai indikator untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi satu negara atau daerah. Data PDB sebagai gambar total produksi dalam suatu negara, bila diamati dari waktu ke waktu maka fungsi PDB untuk menggambarkan pertumbuhan ekonomi. Apakah pendapatan nasional sekarang mengalami peningkatan atau penurunan dari waktu sebelumnya.
  2. Sebagai indikator untuk menganalisa kemakmuran masyarakat serta melihat perubahan barang dan jasa. PDB merupakan gambaran dari pendapatan nasional oleh sebabnya dapat menjadi gambaran kemakmuran masyarakat. Dari data PDB kita dapat menganalisa apakah terjadi kenaikan pendapatan sebagai indikasi kemakmuran masyarakat.
  3. Untuk mengetahui tingkat produktivitas sektoral. Dari pendekatan produksi, kita dapat mengetahui PDB berdasarkan sektornya. Dari data PDB akan terlihat sektor mana yang lebih produktif dan memberikan kontribusi lebih besar pada perekonomian.
  4. Dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan. Kebijakan yang diambil oleh pemerintah harus mempertimbangan kondisi perekonomian yang ada (PDB). Sebagai contoh dalam menyusun rencana anggaran pemerintah (APBD dan APBN), tentu memiliki asumsi makro ekonomi sebagai prediksi kondisi pertumbuhan ekonomi kedepan. Disini peran penting PDB dipergunakan untuk bahan mengambil keputusan pemerintah.

 

Pengertian PDRB

PDRB adalah singkatan dari Produk Domestik Regional Bruto. Adapun pengertian PDRB adalah keseluruhan nilai tambah yang diproduksi oleh semua unit usaha pada satu daerah tertentu dalam periode waktu tertentu. Dengan kata lain pengertian PDBR adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang diproduksi oleh seluruh unit ekonomi pada suatu daerah. Fungsi PDRB sebagai indikator ekonomi sangat penting bagi daerah. PDRB adalah salah satu indikator untuk memberikan gambaran ekonomi di daerah.

Pengertian PDB dan PDRB terlihat mirip, apakah ada kaitan? Tentu saja.

Sederhananya PDRB adalah versi lokal nya dari PDB. Bila PDB membicarakan total nilai tambah produksi dalam satu negara, maka PDRB membicarakan total nilai tambah produksi dalam satu daerah. Daerah disini dapat berupa kabupaten/kota ataupun provinsi. Bila PDRB dari seluruh kota/kabupaten atau seluruh provinsi digabungkan maka akan menjadi PDB. Secara konseptual, PDB dan PDRB sama saja. Dari nama juga sudah kelihatan sama. Yang berbeda hanya cakupan saja, dimana PDRB adalah istilah yang digunakan untuk satu regional saja.

Total nilai tambah produksi yang dinilai pada PDRB mencakup total nilai tambah produksi untuk satu daerah. Periode waktu juga sama yaitu pada umumnya satu tahun. PDRB hanya mencakup untuk satu daerah saja baik untuk kabupaten/kota atau provinsi.

 

Fungsi, faktor yang mempengaruhi dan cara menghitung PDRB

Fungsi PDRB, cara menghitung PDRB, faktor yang mempengaruhi PDRB juga sama dengan konsep pada PDB. Fungsi PDRB dapat digunakan sebagai indikator ekonomi di daerah. Secara konsep hal ini sama dengan PDB, hanya berbeda lingkup daerahnya saja.

Cara menghitung PDRB juga memiliki 3 pendekatan yaitu produksi, pendapatan dan pengeluaran. Faktor yang mempengaruhi PDRB dari sisi pengeluaran terdiri dari konsumsi rumah tangga, investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor neto. Jadi yang membedakan hanya cakupan wilayahnya saja untuk PDRB disesuaikan dengan regional cakupannya. Adapun PDB melingkupi satu negara.

 

Pengertian pertumbuhan ekonomi

Pengertian pertumbuhan ekonomi adalah pertambahan riil barang atau jasa dari suatu perekonomian. Pertumbuhan ekonomi dinyatakan dalam satuan persen. Pertumbuhan ekonomi dapat menggambarkan kesuksesan atau kemajuan ekonomi yang tercipta dalam perekonomian. Dengan melihat pertumbuhan ekonomi sehingga dapat diketahui tingkat kemajuan atau kemunduran dalam produksi riil pada perekonomian negara tersebut. Dengan pertumbuhan ekonomi yang positif akan menunjukkan perekonomian dalam negara tersebut mengalami pertumbuhan/kemajuan.

Perhitungan pertumbuhan ekonomi dalam prakteknya di Indonesia menggunakan data produk domestik bruto (PDB). Secara statistik, lembaga-lembaga di Indonesia menjadikan PDB sebagai dasar perhitungan laju pertumbuhan ekonomi. Perhitungan pertumbuhan ekonomi yang didasarkan pada data PDB ini memang banyak diterapkan banyak negara. Namun sebagian negara lainnya menggunakan produk nasional bruto (PNB) sebagai indikator untuk menghitung perekonomian negaranya. PDB dan PNB memiliki perbedaan secara konsep.

 

Hubungan PDB dengan Pertumbuhan Ekonomi dan Cara menghitung pertumbuhan ekonomi

Meskipun PDB dan pertumbuhan ekonomi kadang-kadang terjadi sedikit tumpah tindih penggunaan oleh sebagian kecil orang. Namun ada hubungan antara PDB dengan pertumbuhan ekonomi. Nilai dari PDB lah yang digunakan untuk menghitung nilai pertumbuhan ekonomi. Karena secara konsep bahwa pertumbuhan ekonomi melihat perubahan PDB dari waktu ke waktu.

Sebagaimana diutarakan diatas bahwa terdapat jenis PDB riil dan PDB nominal. Untuk perhitungan pertumbuhan ekonomi digunakan PDB riil (PDB atas harga konstan). Pertumbuhan ekonomi dapat dihitung dengan rumus:

Pertumbuhan ekonomi = ((PDB-PDB t-1) / PDB t-1) x 100

PDB dianggap bermakna produk domestik bruto atas dasar harga konstan (PDB adhk) tahun sekarang. PDB t-1 adalah PDB adhk (riil) tahun sebelumnya. Hasilnya nanti akan didapatkan pertumbuhan ekonomi bernilai persen.

 

Be the first to comment

Leave a Reply