PDB Riil dan PDB Nominal: Pengertian, Cara Menghitung dan Perbedaannya

PDB Riil dan PDB Nominal

Pahamilah apa itu PDB riil dan PDB nominal agar dapat memahami pertumbuhan ekonomi dengan benar serta mengetahui apakah PDB layak untuk mengukur kesejahteraan. Sebelum teman-teman belajar mengenai pertumbuhan ekonomi harus mempelajari terlebih dahulu perbedaan PDB Riil dan PDB nominal agar tidak salah mengartikan maksud dari pertumbuhan ekonomi. Selain itu, PDB sebagai ukuran kesejahteraan mempunyai kelemahan. Oleh karenanya muncul adanya penggunaan PDB riil dan PDB nominal.

Sebelum membahasnya, perlu diberitahukan bahwa tulisan ini akan fokus membahas:

  1. Pengertian PDB Riil dan PDB Nominal
  2. Cara Menghitung PDB Riil dan PDB Nominal
  3. Perbedaannya PDB Riil dan PDB nominal

 

Pengertian PDB Riil dan PDB Nominal

Sebelum membahas kedua istilah ini, kita harus sudah memahami mengenai PDB atau produk domestik bruto. Singkatnya, PDB adalah nilai total output dalam perekonomian. Output (barang dan jasa) yang dihasilkan tentu banyak bentuknya. Misalkan ada padi, ada jagung, ada konstruksi hingga jasa. Barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian tentu berbeda. Perhitungan PDB tidak didasarkan pada semisal satuan berat dari output yang dihasilkan tersebut. PDB justru dihitung berdasarkan nilai uangnya.

Baca selengkapnya: Produk Domestik Bruto

Pembedaan PDB riil dan PDB nominal ini terkait dengan cara perhitungan nilai PDB. Karena PDB dihitung nilai uangnya, maka harus ada satuan harga yang digunakan. Misalkan padi dan jagung yang dihasilkan tentunya berupa barang, untuk menghitungkan nilai uang tentu harus mengkalikan antara kuantitas yang dihasilkan dengan harga barangnya. Persoalan penentuan harga barang ini yang memunculkan pembedaan antara PDB nominal dan PDB riil.

Pengertian PDB nominal adalah produk domestik bruto yang nilai barang dan jasanya diukur berdasarkan harga pada saat ini. Adapun pengertian PDB riil adalah produk domestik bruto yang nilai barang dan jasanya diukur berdasarkan tahun tertentu sebagai tahun tahun dasar. Dari konsep PDB riil dan nominal ini yang menjadi titik perbedaan yaitu pada tahun yang digunakan sebagai dasar perhitungan.

Perbedaan penggunaan tahun sebagai dasar perhitungan akan membuat nilai barang dan jasa yang dihitung akan berbeda pula. Harga barang pada tahun 2020 dengan harga barang pada tahun 2010 tentu akan berbeda. Oleh karenanya, ketika menghitung PDB dengan harga pada tahun yang berbeda akan menghasilkan perbedaan nilai PDB.

Berdasarkan hal demikian, kita melakukan memisahkan PDB riil dan PDB nominal. Dari pengertian diatas kita dapat memahami bahwa pada perhitungan PDB nominal yang dijadikan acuan adalah harga barang atau jasa pada tahun berjalan atau tahun sekarang. Misalkan perhitungan PDB tahun 2020 untuk komoditas padi. Maka nilai PDB secara nominal untuk padi akan digunakan harga padi pada tahun 2020.

Sedangkan pada PDB riil akan menghitung nilai PDB dengan berdasarkan harga tahun dasar. Tahun dasar disini maksudnya yaitu tahun tertentu yang dijadikan sebagai acuan harga. Misalkan pada perhitungan PDB riil di Indonesia sekarang, tahun dasar yang digunakan yaitu tahun 2010. Artinya ketika menghitung nilai PDB riil untuk tahun 2020 maka kuantitas barang akan dikalikan dengan harga barang tersebut pada tahun dasar yang 2010. Contohnya komoditas kedelai, perhitungan PDB riil untuk kedelai tahun 2020 akan dihitung dari kuantitas kedelai dikalikan dengan harga kedelai tahun 2010.

Dari kedua jenis perhitungan tersebut terlihat perbedaan antara PDB riil dan PDB nominal. Pada contoh-contoh diatas kita melihat bahwa PDB nominal dihitung dari harga barang pada tahun terbaru. Sedangkan PDB riil dihitung dari harga barang pada tahun dasar yang dijadikan acuan.

 

Cara Menghitung PDB Riil dan PDB Nominal

Untuk cara menghitung nilai PDB nominal dapat dilakukan dengan:

PDB nominal = (Kuantitas Barang A X Harga Barang A pada tahun berjalan) + (Kuantitas Barang B X Harga Barang B pada tahun berjalan) + ………….+ (Kuantitas Barang N X Harga Barang N pada tahun berjalan)

 

Untuk menghitung nilai PDB riil dapat dilakukan dengan:

PDB riil  = (Kuantitas Barang A pada tahun berjalan X Harga Barang A pada tahun dasar) + (Kuantitas Barang B pada tahun berjalan X Harga Barang B pada tahun dasar) + ……….. + (Kuantitas Barang N pada tahun berjalan X Harga Barang N pada tahun dasar)

 

Perbedaannya PDB Riil dan PDB nominal dan implikasinya

Perbedaan PDB riil dan PDB nominal sebenarnya sudah dijelaskan diatas, yaitu memiliki perbedaan penggunaan tahun yang dijadikan patokan harga untuk menghitung nilai PDB. Perbedaan memang nampak simple hanya pada perbedaan penggunaan harga pada tahun berapa. Namun implikasi dari perbedaan tahun harga cukup besar.

Ketika menggunakan PDB nominal berarti kita menilai PDB berdasarkan kondisi pada tahun berjalan. Para ekonom menginginkan bahwa PDB dapat dijadikan acuan untuk menunjukkan tingkat kesejahteraan. Namun dengan penggunaan PDB nominal memiliki kelemahan untuk dapat dijadikan patokan kesejahteraan.

Para ekonom menilai bahwa ukuran kesejahteraan harusnya dilihat dari tingkat output yang dihasilkan. Sehingga peningkatan PDB seharusnya mencerminkan peningkatan pada output. Namun dengan penggunaan PDB nominal, hal tersebut tidak otomatis terjadi.

Seperti dipahami bahwa PDB mengukur nilai uangnya. Ketika harga yang digunakan merupakan harga barang pada tahun berjalan, otomatis ada unsur inflasi atau kenaikan harga didalam perhitungan PDB. Dengan demikian, kenaikan PDB nominal didalamnya masih terkandung juga kenaikan PDB akibat dari kenaikan harga. Kenaikan harga (inflasi) dalam PDB dihitung menggunakan GDP deflator. Kondisi adanya inflasi tersebut menjadi kekurangan dari perhitungan PDB berdasarkan harga nominal. Sebagai ukuran kesejahteraan, ekonom menginginkan kenaikan akibat kenaikan output bukan karena pengaruh kenaikan harga.

Untuk melengkapi kekurangan tersebut, perhitungan PDB juga dilakukan dengan menggunakan tahun dasar tertentu sebagai acuan. Misalkan perhitungan PDB tahun 2015, dan tahun dasar yang digunakan tahun 2010, maka akan didapatkan PDB riil 2015 dari mengkalikan antara output yang dihasilkan dengan harga tahun 2010. Bila PDB riil tahun 2016 juga akan tetap dikalikan dengan harga barang tahun 2010. Berapapun tahun PDB yang ingin dihitung, output akan tetap dikalikan dengan harga pada tahun dasar.

PDB riil dengan demikian akan menunjukkan tingkat perubahan output. Dengan cara perhitungan yang mengkalikan dengan tahun dasar, menjadikan perhitungan PDB riil menunjukkan perubahan output dari tahun ketahun. Hal ini diharapkan dapat menunjukkan tingkat kesejahteraan.

Oleh karena itu, pada perhitungan pertumbuhan ekonomi yang digunakan adalah PDB riil. Ketika kita mendapati pertumbuhan ekonomi suatu negara sebesar 5%, artinya yang tumbuh adalah outputnya. Karena dasar perhitungan pertumbuhan ekonomi dari nilai perubahan PDB riil. Penting untuk diingat bahwa pertumbuhan ekonomi bukan dihitung dari PDB nominal. Hal in harus jeli, agar kita benar dalam menginterpretasikan angka pertumbuhan ekonomi maupun PDB.

Be the first to comment

Leave a Reply