Perubahan keseimbangan permintaan agregat barang dan jasa pada pasar barang dan pasar uang dapat diakibat oleh Dampak Kebijakan Fiskal pada perubahan tabungan dan Perubahan dalam Permintaan Investasi. Sebelum melanjutkan membaca topik ini, ada baiknya membaca dulu topik sebelumnya yang terkait permintaan agregat (baca disini).
Perubahan keseimbangan permintaan agregat barang dan jasa
Perubahan keseimbangan permintaan agregat barang dan jasa (ekuilibrium) disini dilihat dalam konteks ekonomi makro. Perubahan ekuilibrium ini akan dibahas dalam dua bagian:
Dampak Kebijakan Fiskal pada perubahan tabungan
Pembahasan ini terkait dengan Dampak Kebijakan Fiskal pada perubahan tabungan dari sisi makro ekonomi. Keseimbangan dapat berubah seiring dengan adanya kebijakan fiskal yang diambil pemerintah. Dampak kebijakan fiskal dilihat dari sisi makro ekonomi.
Kita dapat menggunakan model yang kita miliki untuk menunjukkan bagaimana kebijakan fiskal mempengaruhi perekonomian. Ketika pemerintah mengubah pengeluarannya atau tingkat pajak, kebijakan tersebut akan berpengaruh pada permintaan agregat output barang dan jasa dalam perekonomian tersebut dan mengubah investasi, tabungan nasional, dan keseimbangan tingkat suku bunga.
Peningkatan dalam Belanja Pemerintah
Pertimbangkan terlebih dahulu dampak dari kenaikan belanja pemerintah yang sebesar ΔG. Dampak seketika nya yaitu terjadi kenaikan permintaan agregat barang dan jasa sebesar ΔG. Dikarenakan output keseluruhan bersifat tetap karena dipengaruhi oleh faktor produksi, sehingga peningkatan belanja pemerintah harus sesuai dengan penurunan pada beberapa beberapa kategori permintaan lain. Selain itu, Asumsi sifat yang tidak berubah juga dari sisi Disposable income Y-T, seingga konsumsi C juga tidak berubah. Oleh karena itu, Belanja pemerintah yang meningkat harus sesuai dengan penurunan investasi dengan jumlah yang sama.
Untuk menginduksi penurunan investasi, maka tingkat suku bunga harus dinaikkan. Oleh karena itu, Belanja pemerintah yang naik akan menyebabkan tingkat suku bunga ikut naik dan menurunkan investasi. Disini dapat dikatakan bahwa belanja pemerintah dikatakan mendesak/menekan investasi.
Untuk menjaga dampak kenaikan belanja pemerintah, pertimbangkan dampak pada pasar loanable fund (pasar keuangan). Karena kenaikan pada belanja pemerintah tidak dibarengi oleh kenaikan pajak, pemerintah membiayai tambahan belanja dengan meminjam, dimana hal tersebut dilakukan dengan mengurangi tabungan masyarakat. Dengan tabungan pribadi/individu yang tidak berubah, pemerintah meminjam sehingga mengurangi tabungan nasional. Penurunan pada tabungan nasional direpresentasikan oleh pergeseran kekiri dari permintaan loanable fund melebihi penawaran. Keseimbangan tingkat suku bunga meningkat ke titik dimana investasi bersilangan dengan garis tabungan yang baru. Oleh karena itu, kenaikan dalam belanja pemerintah menyebabkan tingkat suku Bunga naik dari r1 ke r2.
Penurunan pajak
Sekarang pertimbangkan penurunan pajak sebesar ΔT. Dampak langsung dari pengurangan pajak yaitu terjadinya kenaikan disposable income (pendapatan yang siap dibelanjakan oleh rumah tangga) dan oleh karena itu meningkatkan konsumsi. Peningkatan disposable income yaitu sebesar ΔT, dan peningkatan pada konsumsi juga sama dengan ΔT dikali dengan marginal propensity to consume MPC. Dengan demikian, Semakin tinggi MPC nya, maka semakin besar pula dampak dari pemotongan pajak terhadap konsumsi.
Output dalam ekonomi bersifat tetap oleh karena faktor produksi dan belanja pemerintah juga bersifat tetap. Belanja pemerintah bersifat tetap oleh kebijakan yang diambil pemerintah tetap, maka kenaikan konsumsi harus sesuai dengan penurunan dalam investasi. Untuk penurunan investasi, maka tingkat suku bunga harus dinaikkan. Oleh karena itu, penurunan dalam pajak namun dengan peningkatan dalam belanja pemerintah, maka hal tersebut akan menekan investasi dan menaikkan suku bunga.
Dampak dari pemotongan pajak dapat dianalisis dengan melihat dari sisi tabungan dan investasi. Pemotongan pajak yang dilakukan pemerintah akan menaikkan disposable income sebesar ΔT, maka konsumsi akan meningkat sebesar MPC x ΔT. Bila dari sisi Tabungan nasional S, yang mana sama dengan Y-C-G, akan turun dengan jumlah yang sama dengan peningkatan konsumsi. Tabungan yang menurun akan menggeser penawaran loanable fund ke kiri, dimana kenaikan keseimbangan tingkat bunga terjadi dan menenkan investasi.
Perubahan dalam Permintaan Investasi
Sejauh ini, kita baru membicarakan bagaimana kebijakan fiskal dapat mengubah tabungan nasional. Kita juga dapat menggunakan model kita untuk menguji sisi lain dari pasar – yaitu pada sisi permintaan investasi. Pada pembahasan ini akan mendiskusikan terkait penyebab dan dampak dari perubahan permintaan investasi.
Satu alasan permintaan investasi mungkin meningkat yaitu karena adanya inovasi dalam teknologi. Dugaan, sebagai contoh, bahwa seseorang menginvestasikan sebuah teknologi baru seperti rel kereta api atau computer. Sebelum perusahaan atau rumah tangga dapat mendapatkan manfaat dari inovasi, mereka harus membeli barang yang diinvestasi. Penemuan rel kereta api tidak memiliki nilai sampai mobil kereta api diproduksi dan jalurnya dibuat. Ide dari computer awalnya tidak produktif sampai sampai computer-komputer tersebut dipabrikan. Oleh karena itu, inovasi dalam teknologi mendorong peningkatan permintaan investasi.
Pemerintah dapat mendorong permintaan investasi atau mengecilkan hati untuk berinvestasi melalui aturan pajak. Sebagai contoh, coba menduga bila pemerintah meningkatkan pajak penghasilan individu dan menggunakan tambahan pendapatan untuk memotong pajak pada mereka yang menemukan modal baru. Pemerintah dapat saja mengubah aturan perpajakan dan membuat lebih banyak investasi dalam proyek yang menguntungkan seperti inovasi dalam teknologi dan meningkatkan permintaan barang investasi.
Pada berbagai tingkat suku bunga tertentu, permintaan untuk barang investasi (dan juga untuk loanable funds) menjadi lebih tinggi. Meningkatnya permintaan tersebut direpresentasikan oleh pergerakan dalam kurva investasi yang bergeser ke kanan. Ekonomi bergerak dari ekuilibrium lama menuju ekuilibrium baru.
Impikasi yang mengujutkan yaitu ekuilibrium dari jumlah investasi tidak berubah. Dibawah asumsi yang digunakan, tingkat tabungan yang bersifat tetap yang akan mempengaruhi jumlah investasi. Dengan kata lain, ada penawaran loanable fund yang bersifat tetap. Kenaikan dalam permintaan investasi semata-mata meningkatkan tingkat suku bunga ekuilibrium.
Dari sini kita mencapai kesimpulan yang berbeda, bagaimanapun juga kita memodifikasi model fungsi konsumsi sederhana kita dan menginjinkan konsumsi (dan sisi berlawanannya, tabungan) untuk bergantung pada tingkat suku bunga. Oleh sebab itu tingkat suku bunga adalah biaya pengembalian dari tabungan (atau sebagai biaya meminjamkan uang), semakin tinggi tingkat suku bunga maka akan menurunkan konsumsi masyarakat dan tabungan meningkatkan. Sehingga kurva tabungan akan miring keatas dari pada vertikal.
Dengan slop miring keatas dari kurva tabungan, kenaikan permintaan investasi akan menaikkan kedua ekuilibrium dari tingkat suku bunga dan ekuilbrium dari kuantitas investasi. Kenaikan dalam tingkat suku bunga menyebabkan konsumsi rumah tangga lebih rendah dan meningkatkan tabungan. Penurunan dalam konsumsi menjadikan lebih banyak yang bisa di investasikan.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.