Teori Konsumsi Robert Hall dan Hipotesis Random-Walk

Teori Konsumsi Robert Hall

Teori Konsumsi Robert Hall mengusung hipotesis Random-Walk. Teori Konsumsi Robert Hall membahas terkait bagaimana ekspektasi rasional (harapan yang rasional) mempengaruhi konsumsi seseorang. Langsung saja disimak penjelasan singkat berikut:

Hipotesis pendapatan permanen didasarkan pada model pilihan antar-waktu Fisher. Ini didasarkan pada gagasan bahwa konsumen berwawasan ke depan mendasarkan keputusan konsumsi mereka bukan hanya berdasarkan pendapatan mereka saat ini tetapi juga didasarkan pada pendapatan yang diharapkan oleh mereka akan diterima di masa depan. Dengan demikian, hipotesis pendapatan-permanen menyoroti bahwa konsumsi bergantung pada ekspektasi masyarakat.

Penelitian terbaru tentang konsumsi telah menggabungkan pandangan konsumen dengan asumsi ekspektasi rasional. Asumsi harapan rasional (rational expectaton) menganggap bahwa orang-orang memanfaatkan semua informasi yang tersedia untuk membuat perkiraan yang optimal tentang masa depan. Seperti yang kita lihat di Bab 13, asumsi ini dapat memiliki implikasi mendalam untuk biaya menghentikan inflasi. Ini juga dapat memiliki implikasi mendalam untuk studi perilaku konsumen.

 

Teori Konsumsi Robert Hall

Ekonom Robert Hall adalah orang pertama yang mendapatkan implikasi dari ekspektasi rasional terhadap konsumsi. Robert Hall memperlihatkan bahwa bila hipotesis pendapatan permanen benar, serta jika konsumen memiliki harapan rasional, maka perubahan konsumsi dari waktu ke waktu tidak dapat diprediksi.

Apabila terdapat perubahan dalam suatu variabel yang tidak dapat diprediksi, maka variabel itu dikatakan bersifat acak.  Dalam pandangan Robert Hall bahwa perpaduan dari hipotesis pendapatan permanen dan ekspektasi rasional menyiratkan kalau konsumsi mengikuti jalan acak.

Robert Hall beralasan sebagai berikut. Hipotesis pendapatan permanen berpandangan bahwa konsumen menghadapi pendapatan yang bersifat fluktuasi dan mencoba yang terbaik untuk memperlancar konsumsi mereka dari waktu ke waktu. Konsumen memilih konsumsi didasarkan pada harapan saat sekarang dari pendapatan seumur hidup mereka. Seiring berjalannya waktu, mereka akan merubah konsumsi mereka dikarenakan mereka menerima berita yang membuat mereka harus merevisi harapannya.

Sebagai contoh, seseorang mendapatkan promosi jabatan secara tidak terduga akan meningkatkan konsumsi mereka, sedangkan seseorang yang mendapatkan penurunan pangkat secara tak terduga akan menurunkan konsumsi. Dari sini dipahami bahwa, perubahan konsumsi mencerminkan “kejutan” tentang pendapatan seumur hidup. Bila konsumen secara optimal menggunakan semua informasi yang tersedia, maka mereka harus dikejutkan hanya oleh peristiwa yang sepenuhnya tidak dapat diprediksi. Karena itu, perubahan dalam konsumsi mereka juga tidak dapat diprediksi.

 

Implikasi Konsumsi dalam pandangan Hall

Pendekatan ekspektasi rasional terhadap konsumsi mempunyai implikasi yang tidak hanya untuk peramalan saja tetapi untuk analisis kebijakan ekonomi juga. Apabila konsumen memenuhi hipotesis pendapatan permanen tersebut dan mempunyai ekspektasi yang rasional, konsumsi hanya akan berubah dikarenakan adannya perubahan kebijakan secara tidak terduga. Perubahan kebijakan ini berlaku saat mereka mengubah harapan.

Sebagai contoh, anggaplah bahwa hari ini Kongres meloloskan kenaikan pajak yang berlaku tahun depan. Dalam hal ini, konsumen menerima berita tentang pendapatan seumur hidup mereka ketika Kongres meloloskan undang-undang (atau bahkan lebih awal jika bagian undang-undang itu dapat diprediksi). Kedatangan berita ini menyebabkan konsumen untuk merevisi harapan mereka serta mereka mengurangi konsumsinya. Tahun selanjutnya, pada saat kenaikan pajak benar-benar mulai berlaku, konsumsi tidak berubah sebab tidak ada berita yang datang.

Karenanya, jika konsumen memiliki ekspektasi rasional, para pembuat kebijakan memengaruhi ekonomi bukan hanya lewat tindakan mereka, tetapi dapat pula dilakukan melalui harapan publik atas tindakan mereka. Namun, harapan sulit untuk  diamati secara langsung. Dengan demikian, seringkali sulit untuk mengetahui bagaimana dan kapan perubahan kebijakan fiskal mengubah permintaan agregat.

 

Be the first to comment

Leave a Reply