Lingkaran Setan Kemiskinan

Lingkaran setan kemiskinan menjadi salah satu hipotesis atas pertanyaan mengapa suatu negara miskin. Kita dapat mengatakan kemiskinan karena faktor A, B, dan sebagainya. Namun, hipotesis dengan lingkaran setan kemiskinan memberikan satu perspektif unik bahwa alasan suatu negara miskin karena miskin. Kondisi kemiskinan yang sebelumnya dialami menjadikan lingkaran kemiskinan ini terus berlanjut. Negara yang miskin dapat terjebak dalam lingkaran kemiskinan sehingga terus mengalami kemiskinan.

Negara-negara terbelakang pada umumnya mengalami jeratan “lingkaran setan kemiskinan”. Menurut Nurke bahwa lingkaran setan kemiskinan adalah kekuatan-kekuatan yang saling berkaitan seperti lingkaran dimana satu kondisi dapat melakukan aksi (sebab) dan kondisi lain menjadi akibatnya. Rangkaian kondisi sebab akibat ini terus merambat dari satu kondisi ke kondisi lainnya sehingga keterkaitan semua kondisi yang ada membentuk sebuah aliran lingkaran. Dalam konteks negara terbelakangan aliran lingkar ini terjadi pada kasus kemiskinan. Aliran lingkaran kemiskinan ini menjerat negara yang miskin menjadi tetap miskin. Inilah yang dikatakan sebagai aliran setan kemiskinan.

Lingkaran setan kemiskinan dalam 3 perspektif

Secara lebih jelas mengenai lingkaran setan kemiskinan diberikat ilustrasi berikut:

Lingkaran Setan Kemiskinan

Lingkaran setan kemiskinan pada ilustrasi diatas dibuat dalam 3 perspektif. Lingkaran kemiskinan dari sisi permintaan memberikan gambaran bagaimana kemiskinan itu tersebut berlanjut dari sisi permintaan. Begitu pula lingkaran kemiskinan juga dapat berlanjut bila dilihat dari sisi penawaran. Perspektif ketiga melihat lingkaran kemiskinan dari sisi sumber daya alam dan sumber daya manusia.

Penjelasan lengkap mengenai ketiga perspektif tersebut diuraikan pada 3 sub bagian dibawah ini.

 

1. Lingkaran Kemiskinan dari sisi permintaan

Ada sebuah dalil kuno yang diungkapkan Nurke dalam Problems of Capital Formation in underdeveloped countries bahwa suatu negara miskin karena ia miskin. Lingkaran setan kemiskinan ini bila dilihat dari sisi permintaan Nampak pada aliran lingkaran kemiskinan bergaris merah.

Negara yang dikatakan miskin tentunya karena memiliki pendapatan yang rendah. Implikasi dari rendahnya pendapatan yang dimiliki ini mengarah pada permintaan yang rendah. Bagi investor kondisi permintaan yang rendah tidaklah menguntungkan bila investasi dilakukan besar-besaran. Selanjutnya yang terjadi tentu investasi yang ada menjadi rendah.

Nilai investasi yang rendah berarti ada hambatan atau kesulitan untuk melakukan produksi. Investasi yang rendah berarti modal yang tersedia untuk produksi rendah. Padahal modal adalah salah satu faktor penting untuk produksi. Dengan produksi rendah berarti kondisi perekonomian memiliki produktivitas rendah. Tidak banyak barang atau jasa yang dapat dihasilkan. Implikasi dari produktivitas yang rendah adalah pendapatan yang dimiliki menjadi rendah. Kondisi pendapatan rendah berarti suatu negara menjadi miskin.

Rangkaian ilustrasi diatas kita awali dari akibat yang dapat ditimbulkan dari kemiskinan. Ujung akhir dari ilustrasi dari sisi permintaan diatas ternyata membawa suatu negara pada kondisi miskin juga. Lingkaran setan kemiskinan ini menjadi perangkap untuk suatu negara yang tadinya miskin menjadi tetap miskin. Itulah mengapa dalam hipotesis lingkaran setan kemiskinan ini sejalan dengan pepatah kuno bahwa suatu negara miskin karena miskin.

 

2. Lingkaran Kemiskinan dari sisi penawaran

Lingkaran kemiskinan dari sisi penawaran juga menampilkan ilustrasi bahwa negara miskin akan tetap terjerat dalam kemiskinan. Hal tersebut sebagaimana diilustrasikan pada garis lingkaran warna biru. Ilustrasinya dapat berawal dari kondisi negara yang miskin. Kondisi kemiskinan menunjukkan kondisi dimana pendapatan yang dimiliki negara tersebut rendah. Dari sisi penawaran pun siklus yang jalani mengarahkan negara yang miskin jadi tetap miskin.

Pendapatan negara yang rendah menandakan pendapatan masyarakatnya secara umum rendah. Pada kondisi miskin dengan pendapatan rendah, orang-orang akan cenderung menghabiskan sebagian besar pendapatannya untuk kebutuhan konsumsi. Pendapatan yang rendah membuat masyarakat harus mempunyai prioritas penggunaan pendapatan yang dimiliki. Pilihan logisnya tentu mengutamakan memenuhi kebutuhan primernya berupa makanan. Dengan pendapatan yang mayoritas digunakan untuk konsumsi sehingga sisa pendapatan yang dapat digunakan untuk tabungan menjadi rendah.

Tabungan masyarakat sangat menentukan besarnya investasi. Uang yang tidak digunakan untuk konsumsi akan digunakan oleh masyarakat untuk menabung pada perbankan. Tabungan inilah yang dapat digunakan untuk sebagai pinjaman kepada para pengusaha. Sehingga dengan kecilnya jumlah tabungan akan menyebabkan investasi yang dapat dilakukan menjadi rendah juga.

Investasi rendah menjadikan modal yang tersedia dalam perekonomian rendah. Harus ada investasi untuk dapat digunakan sebagai modal untuk produksi. Dengan modal rendah menjadikan produktivitas menjadi rendah pula. Produktivitas rendah sama artinya dengan pendapatan yang akan diperoleh juga rendah. Hingga disini kita kembali pada kondisi awal yaitu pada kondisi kemiskinan. Pendapatan rendah berarti negara dalam keadaan miskin. Lingkaran setan kemiskinan terus berjalan demikian.

 

3. Lingkaran Kemiskinan dari sisi SDA dan SDM

Penduduk miskin tidak memiliki akses untuk melakukan berbagai macam hal dengan kondisi terbatasnya pendapatan mereka. Kemiskinan menjadikan masyarakat kesulitan mendapatkan makanan yang bergizi, serta akses pendidikan dan kesehatan yang terbatas. Kekurangan pada hal-hal tersebut membuat orang yang berasal dari kondisi ekonomi miskin menjadi sulit meningkatkan kualitas sumber daya manusianya (SDM rendah).

Kualitas sumber daya manusia rendah diantara akibatnya yaitu adanya buta huruf, langka keterampilan teknis, pengetahuan rendah, dan kemampuan kewirausahaan kurang. Dengan kata lain bahwa kualitas sumber daya manusia (SDM) yang rendah akan mengakibatkan produktivitas rendah.

Kualitas sumber daya manusia dan produktivitas yang rendah mengakibatkan masyarakat kurang mampu untuk mengolah hasil sumber daya alam (SDA) secara optimal. Kemampuan sumber daya manusia yang terbatas tentu akan menghasilkan keterbatas kemampuan mengolah alam yang ada. Tidak banyak yang dapat dihasilkan dari alam dan berimplikasi pada rendahnya pendapatan yang dapat dihasilkan. Pendapatan yang rendah menajdikan masyarakat terperangkap dalam lingkaran kemiskinan juga.

 

Adakah solusi untuk terlepas dari lingkaran setan kemiskinan?

Dari ketiga pendekatan pada hipotesis lingkaran setan kemiskinan diatas kita dapat memahami bahwa kemiskinan akan menghasilkan kemiskinan yang berlanjut. Meskipun demikian, kritikan dan pandangan yang berbeda atas hipotesis lingkaran setan kemiskinan ini juga ada.

Kemiskinan bukan sesuatu yang tidak dapat diatasi. Buktinya banyak negara yang dulunya miskin telah bertransformasi menjadi negara kaya seperti Amerika, China, Jepang dan Korea Selatan. Bila tidak ada upaya serius untuk memutus rantai lingkaran kemiskinan, negara tersebut akan terus terjerat. Bila negara mengerahkan upaya serius mengentaskan kemiskinan, pasti negara dapat terbebas dan bertransformasi menjadi negara maju.

Upaya pengentasan kemiskinan ini sejatinya membutuhkan serangkaian kebijakan yang kompleks dan membutuhkan riset mendalam. Karena rangkaian lingkaran kemiskinan ini begitu banyak, sehingga kita membutuhkan banyak kebijakan juga untuk mengatasinya. Satu kebijakan saja untuk mengatasi semua permasalahan kemiskinan tidak akan cukup. Permasalahan kemiskinan ini cukup kompleks dan memiliki banyak dimensi yang harus diperbaiki.

Namun bila kita membuat percontohan solusi kita dapat membuat beberapa upaya pengentasan kemiskinan. Kita mencoba mengambil pengalaman dari upaya yang pernah dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Misalkan pada bagian sumber daya manusia yang rendah, dapat dilakukan upaya seperti pendidikan gratis dengan wajib belajar 9 tahun, dana bantuan operasional sekolah, kartu Indonesia pintar, beasiswa bidik misi bahkan beasiswa LPDP. Hal-hal tersebut adalah upaya pemerintah untuk meningkatkan tingkat pendidikan masyarakat, utamanya membantu masyarakat miskin agar dapat menikmati akses pendidikan. Bahkan ada program kartu Indonesia sehat untuk membatu akses pada bidang kesehatan. Ini semua guna mendorong perbaikan kualitas sumber daya manusia.

Contoh lainnya yaitu pada permasalahan permintaan rendah. Pemerintah Indonesia pernah memberikan bantuan langsung tunai (BLT). BLT ini berupa uang yang dapat dipergunakan masyarakat miskin untuk belanja. Hal tersebut dilakukan guna mendorong terjadinya kenaikan permintaan oleh masyarakat.

Be the first to comment

Leave a Reply