5 Permasalahan pembangunan ekonomi di Indonesia

Pada kesempatan ini akan di sebutkan 5 permasalahan pembangunan ekonomi di Indonesia serta ulasannya. Permasalahan pembangunan ekonomi di Indonesia sangat banyak. Tidak memungkinankan untuk dibahas semua pada tulisan ini. Admin disini hanya akan membahas ke 5 permasalahan pembangunan ekonomi di Indonesia yang terpilih.

5 permasalahan pembangunan ekonomi di Indonesia

  1. Pertumbuhan Ekonomi yang lambat

Pertumbuhan ekonomi Indonesia dari masa ke masa perlahan mengalami perlambatan. Pada masa pemerintahan Soeharto, pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai rata-rata 7 persen. Pada masa pasca krisis 98 juga melambat jauh akibat krisis. Pada masa pemerintahan SBY pertumbuhan ekonomi mulai naik lagi meski secara-rata tidak setinggi masa pemerintahan Soeharto.

Pada masa pemerintahan Jokowi, pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat. Pada masa pemerintah Jokowi,  hanya mendapatkan pertumbuhan ekonomi diangka 4 atau 5 persen. Perekonomian memang semakin baik, namun kecepatan pertumbuhannya tidak cukup tinggi. Pertumbuhan yang hanya sekitar 5 persen bahkan kurang, dinilai terlalu kecil untuk Indonesia sebagai negara berkembang.

Baca juga: Perkembangan Perekonomian Indonesia

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2019

Indonesia butuh pertumbuhan ekonomi yang tinggi untuk bergerak menjadi negara maju. Perekonomian Indonesia saat ini belum dapat dikatakan sebagai negara maju. Indonesia masih tertinggal jauh dari negara-negara ekonomi besar. Untuk mengejar ketertinggalan tersebut dibutuhkan akselerasi dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia kini yang lambat, menjadi lebih sulit dan lebih lama bagi Indonesia menjadi negara maju. Oleh sebab itu, permasalahan ini dipilih admin menjadi salah satu dari 5 permasalahan pembangunan ekonomi di Indonesia.

 

  1. Pembangunan manusia belum memadai

Capaian indeks pembangunan manusia Indonesia memang sudah terkategori tinggi, namun rankingnya masih tidak menggembirakan. Berdasarkan peringkat tahun 2018, posisi Indonesia berada pada ranking 111 secara internasional. Sebuah peringkat yang tidak terlalu menggembirakan. Sebagai negara “besar”, capaian tersebut tidak terlalu menggembirakan bagi Indonesia. Hal tersebut tentu menjadi permasalahan pembangunan ekonomi di Indonesia yang perlu diperhatikan.

Indonesia butuh meningkatkan capaian pembangunan manusia hingga terkategori sangat tinggi. Pada negara-negara yang ekonominya maju pada umumnya memiliki indeks pembangunan manusia yang sangat tinggi. Capaian indeks pembangunan manusia yang sangat tinggi akan menggambarkan kondisi kualitas hidup masyarakat yang baik. Kondisi pembangunan manusia Indonesia sekarang dinilai masih kurang.

Baca selengkapnya: Indeks Pembangunan Manusia Indonesia 2019

 

  1. Kemiskinan

Pada September 2019, kemiskinan di Indonesia masih ada sebesar 9,22 persen. Persentase tersebut memberikan gambaran bahwa ada 24,78 juta penduduk miskin. Patut disyukuri bahwa secara jumlah maupun persentase kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Meskipun demikian, dengan adanya 9 persen kemiskinan yang tersisa tetap menjadi permasalahan pembangunan ekonomi di Indonesia.

Kemiskinan sudah seperti lingkaran setan. Sebab kemiskinan sangat erat kaitannya dengan tingkat kesehatan, pendidikan dan peluang kerja (ekonomi) yang rendah. Kemiskinan dapat menyebabkan kesehatan, pendidikan dan ekonomi rendah. Begitu pula sebaliknya, dengan pendidikan, kesehatan dan ekonomi yang rendah akan menyebabkan seseorang terjebak lagi dalam kemiskinan. Lingkaran setan kemiskinan ini berbahaya dan sulit untuk diputus rantainya.

Kemiskinan membuat seseorang sulit mendapatkan akses kesehatan yang baik. Kemiskinan membuat keluarga sulit untuk menyediakan makanan-makan sehat untuk kebutuhan tubuh. Sehingga peluang sakit jadi lebih besar. Bahkan apabila mengalami gangguan kesehatan, akan kesulitan dalam membiayai pengobatan. Kesehatan yang buruk, membuat seseorang sulit bekerja. Anak-anak dari keluarga miskin apabila mengalami gangguan kesehatan dan berlangsung lama, akan mempengaruhi masa depannya.

Akses pendidikan akan menjadi sulit bila dalam kondisi keluarga yang miskin. Untuk dapat bersekolah dibutuhkan biaya, seperti untuk spp, biaya perlengkapan bahkan untuk transportasi. Dengan ekonomi yang terbatas, membiayai pendidikan tentu akan menjadi prioritas kesekian. Prioritas utama yang terpikirkan tentu untuk kebutuhan makan dan mencari nafkah untuk hidup. Tidak mengherankan dengan latar belakang keluarga kurang mampu menyebabkan orang tidak melanjutkan pendidikan.

Dengan latar belakang pendidikan dan kesehatan yang kurang akan menjadikan sumber daya manusia berkualitas rendah. Dengan SDM yang berkualitas rendah, tentu akan sulit mendapatkan pekerjaan yang layak. Disini menggambarkan bahwa lingkaran setan kemiskinan ini sangat perlu perhatian dan harus diputuskan. Bahkan kemiskinan dapat membawa berbagai dampak buruk secara sosial. Permasalahan kemiskinan ini layak diperhitungkan sebagai salah satu dari 5 permasalahan pembangunan ekonomi di Indonesia.

 

  1. Ketimpangan

Masalah ketimpangan di Indonesia masih harus menjadi perhatian bagi pemerintah. Berdasarkan data dalam 10 tahun terakhir (2010-2019), tren ketimpangan dapat dikatakan meningkat. Selama periode 2011-2015 bahkan ketimpangan di Indonesia tergolong sedang. Tahun-tahun belakangan ini memang ketimpangan sudah mulai kembali ke kategori rendah. Namun demikian, nilai gini rasio ketimpangan di Indonesia sangat dekat dengan ambang batas kategori sedang. Artinya bahwa ketimpangan Indonesia hampir terkategori sedang. Hal ini menunjukkan adanya masalah dalam ketimpangan di Indonesia.

Baca selengkapnya: Kesenjangan ekonomi di Indonesia dalam 10 tahun terakhir

 

  1. Daya saing rendah

Daya saing yang masih rendah perlu menjadi permasalahan pembangunan ekonomi di Indonesia yang perlu diperhatikan. Berdasarkan laporan WEF tahun 2019 menggambarkan indeks daya saing bisnis Indonesia menempati urutan ke 50 di dunia. Dengan indeks daya saing ini memberikan gambaran determinan faktor produksi dalam jangka panjang.

Dengan ranking yang tidak terlalu menggembirakan tersebut sebagai penanda daya saing bisnis Indonesia masih perlu ditingkatkan untuk mendorong pertumbuhan. Permasalahan pembangunan ekonomi di Indonesia khususnya untuk meningkatkan daya saing diantaranya perlu perbaikan dalam hal inovasi dan penyerapan teknologi tingkat tinggi.

 

Be the first to comment

Leave a Reply