Barang Substitusi dan Barang Komplementer

Barang Substitusi dan Barang Komplementer

Barang substitusi dan barang komplementer adalah salah satu pembedaan jenis barang agar memahami bagaimana  harga barang lain dapat mempengaruhi permintaan dan penawaran. Pada pembahasan teori permintaan dan penawaran, atau pembahasan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan bahwa harga barang lain dapat mempengaruhi kuantitas permintaan barang. Untuk memahami pengaruh harga barang lain pada kuantitas permintaan inilah kita harus membedakan jenis barang substitusi dan barang komplementer.

Baca juga: Teori permintaan dan penawaran

Baca juga: Hukum permintaan dan penawaran

Baca juga: Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan

Ketika membicarakan pengaruh harga barang lain, akan ada 2 jenis barang yang sering dibedakan yaitu barang substitusi dan barang komplementer. Barang substitusi dan barang komplementer memiliki karakteristik berbeda satu sama lain. Keduanya dibedakan karena pengaruh perubahan harga barang lain yang berjenis barang substitusi dan barang komplementer memiliki dampak berbeda.

 

Barang Substitusi

Barang substitusi adalah barang yang ketika kenaikan harga suatu barang menyebabkan permintaan untuk barang lain meningkat. Penurunan harga barang tertentu menyebabkan meningkatnya permintaan barang tersebut namun akan menurunkan permintaan untuk barang subsitusi nya. Barang substitusi disini dapat bertindak sebagai barang pengganti untuk barang lainnya.

Untuk menjadi pengganti, dua produk tidak harus identik. Produk identik disebut pengganti sempurna (substitusi sempurna). Mobil Jepang tidak identik dengan mobil Amerika. Meskipun demikian, semua memiliki empat roda, mampu membawa orang, dan berjalan dengan bensin. Dengan demikian, perubahan signifikan dalam harga mobil satu negara dapat diperkirakan memengaruhi permintaan mobil negara lain.

Barang substitusi (barang pengganti) yang tidak identik misalkan seperti daging sapi dan daging ayam pada contoh diatas. Daging ayam dan daging sapi sama-sama dijadikan lauk serta menjadi sumber protein. Sehingga daging ayam dapat menjadi pengganti dari daging sapi.  Harga barang lain akan dapat mempengaruhi permintaan suatu barang.

Perubahan pada harga barang lain akan mempengaruhi kuantitas permintaan barang yang ingin dibeli seseorang. Kita ambil contoh bahwa kita terbiasa makan daging ayam setiap hari. Harga daging ayam saat itu katakanlah 50.000/kg. Pada saat itu harga daging sapi yaitu sebesar 75.000/kg. Lantas suatu saat terjadi penurunan tajam harga daging sapi menjadi 50.000/kg. Anggaplah karena suatu dan lain hal, membuat hal tersebut terjadi.

Dengan kondisi harga daging sapi yang menurun tersebut mempengaruhi permintaan daging ayam? Hal tersebut bisa saja terjadi. Sebagai konsumen bisa saja kita beralih menjadi konsumsi ayam daging sapi sebagai lauk. Memakan daging ayam setiap hari bisa jadi cukup membosankan sehingga memilih menu lain berupa daging sapi. Sebelumnya konsumen tidak membeli daging sapi mungkin karena dianggap mahal. Tapi ketika harga barang lain (daging sapi) mengalami penurunan, bahkan dalam contoh ini sama dengan harga daging ayam, konsumen bisa saja beralih ke membeli daging sapi. Baik itu variasi (selang seling dengan daging ayam) atau beralih total ke daging sapi.

Pada contoh diatas, yang ingin kita tekankan bahwa bisa saja harga barang lain yang berubah justru menyebabkan permintaan barang ikut berubah. Contoh diatas, harga daging ayam tidak berubah. Yang berubah justru harga daging sapi. Namun, penurunan harga daging sapi justru membuat orang beralih makan daging sapi, dan mulai mengurangi konsumsi daging ayam. Contoh ini kita katakan terjadi pada jenis barang substitusi. Pada dunia nyata anda bisa saja menemukan kejadian yang menggambarkan barang substitusi.

Baca juga: Teori perilaku konsumen

Baca juga: Perilaku konsumsi rumah tangga

Baca juga: Teori konsumsi dua jenis barang

Baca juga: Keseimbangan konsumen

 

Barang Komplementer

Barang kompelemter adalah barang dianggap sebagai pelengkap. Seringkali dua produk dapat “berjalan bersama”. Kedua barang tersebut dapat saling melengkapi. Seperti contohnya motor dan bensin. Motor tidak akan dapat berjalan tanpa adanya bensin.

Ketika dua barang saling melengkapi, penurunan harga satu barang akan menyebabkan peningkatan permintaan untuk barang yang lainnya. Sebaliknya, kenaikan harga suatu barang juga dapat menyebabkan penurunan permintaan barang tersebut dan penurunan permintaan barang lainnya.

Untuk menjelaskan barang komplementer ini kita ambil contoh soal mobil dan bensin. Kita anggap saja harga mobil sedang mengalami penurunan. Ketika harga mobil turun tentu akan menyebabkan terjadinya kenaikan kuantitas permintaan mobil itu sendiri.

Kenyataan disisi yang lain bahwa mobil tidak dapat berjalan tanpa bensin/solar. Artinya ketika permintaan akan mobil banyak, akibat selanjutnya yaitu pembelian bensin akan juga meningkat. Oleh karena itu ketika terjadi penurunan harga mobil, permintaan yang naik tidaknya jumlah mobil yang ingin dibeli saja, tetapi juga meningkatkan permintaan bensin.

Mobil dan bensin menjadi salah satu contoh dari barang komplementer. Mobil dan bensin saling melengkapi satu sama lain. Jadi ketika harga suatu barang berubah maka akan mempengaruhi juga permintaan pada barang lain.

 

Dari pembahasan ini, kita dapat memahami bahwa perubahan harga barang lain akan menyebabkan juga perubahan permintaan barang tertentu. Pengaruh harga barang lain ini dapat saja bersifat sebagai barang substitusi (barang pengganti) atau dapat juga sebagai barang komplementer (barang pelengkap).

Be the first to comment

Leave a Reply