Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan barang dan jasa dapat dibedakan menjadi faktor harga dan faktor diluar harga barang itu sendiri. Setidaknya, itulah yang dapat kita pahami dari pembahasan sebelumnya tentang teori permintaan dan penawaran barang. Sebaiknya anda membaca terlebih dahulu pembahasan tersebut agar memahami bagaimana mekanisme pasar bekerja.
Baca juga: Mekanisme pasar dalam teori permintaan dan penawaran
Tulisan ini ingin memperdalam teori permintaan barang tersebut, khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan. Sedari awal kita membedakan adanya faktor dan faktor non harga barang itu sendiri. Pembedaan ini penting agar kita memahami bagaimana perubahan permintaan terjadi akibat adanya perubahan faktor tersebut. Kedua kelompok faktor tersebut memiliki perbedaan dalam mempengaruhi permintaan barang.
Simak penjelasan lengkapnya berikut ini:
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
Beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan barang oleh rumah tangga yaitu:
- Harga barang tersebut.
- Pendapatan rumah tangga.
- Jumlah akumulasi kekayaan.
- Harga produk lain
- Selera dan preferensi rumah tangga.
- Harapan/ekspektasi rumah tangga tentang pendapatan, kekayaan, dan harga di masa depan.
Sebelum memaparkan lebih detail mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi permintaan, pertama, kita perlu memahami terlebih dahulu asumsi yang digunakan dalam membahas teori ekonomi ini. Kedua, memahami maksud dari pembedaan pergerakan kurva dan pergeseran kurva.
Asumsi
Analisis bagaimana pengaruh harga barang tersebut terhadap jumlah permintaan barang dengan menggunakan asumsi ceteris paribus, atau “semuanya setara.” Asumsi ceteris paribus disini berarti ketika kita mengalisis pengaruh harga terhadap jumlah permintaan barang/jasa, kita hanya melihat hubungan pengaruh diantara dua variabel tersebut. Sedangkan faktor lain diluar itu dianggap konstan/tidak berubah.
Artinya, kita akan berusaha untuk mendapatkan hubungan antara jumlah permintaan barang dan harga barang itu. Dengan anggapan/asumsi pendapatan, kekayaan, harga barang lain, selera, dan harapan bersifat konstan.
Pergerakan dan pergeseran kurva
Dalam mempelajari pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan, sangat penting untuk membedakan 2 hal. Pertama, pengaruh perubahan harga terhadap permintaan barang. Kedua, perubahan faktor-faktor lain (faktor diluar harga barang itu sendiri seperti pendapatan, kekayaan, dll) yang mengubah seluruh hubungan antara harga dan kuantitas. Penjelasan teknis antara kedua hal tersebut berbeda.
Faktor harga akan menyebabkan terjadinya pergerakan disepanjang kurva permintaan. Jadi, perubahan jumlah permintaan akibat harga akan terlihat dari pergerakan kurva permintaan yang berubah hanya sepanjang garis kurva permintaan tersebut. Sedangkan pengaruh faktor diluar harga barang tersebut menyebabkan pergeseran kurva permintaan. Pergeseran kurva permintaan ini membuat posisi kurva permintaan berubah. Pada pembahasan selanjutnya anda akan melihat perbedaan keduanya.
Faktor harga yang mempengaruhi pergerakan kurva permintaan
Hubungan yang paling penting dalam jumlah barang dan jasa yang diminta adalah antara harga barang tersebut dipasar dan kuantitas (jumlah) permintaan barang. Untuk alasan ini, kita perlu menganalisis kemungkinan respons rumah tangga terhadap perubahan harga.
Baca juga: Pasar input dan pasar output
Baca juga: Jenis-jenis pasar
Baca juga: Macam-macam struktur pasar
Pada postingan sebelum nya tentang permintaan dan penawaran, telah dibahas sekilas mengenai bagaimana pengaruh harga terhadap kuantitas permintaan barang dan jasa. Pada pembahasan ini akan kita perdalam lagi. Sebagai ilustrasi untuk memudahkan pemahaman, kita mencontohkan dengan perilaku Alex atas permintaan barang berupa bensin. Lebih jelas nya mengenai perilaku alex, dapat dilihat pada kurva permintaan berikut:
Kurva tersebut menggambarkan perilaku permintaan Alex pada bensin. Ingat bahwa pada bagian kurva ini hanya menjelaskan pengaruh perubahan harga karena asumsi kita yaitu ceteris paribus. Jadi faktor lain di luar harga dianggap konstan (ceteris paribus)/faktor diluar harga dianggap tidak berubah khusus untuk analisis ini.
Lihatlah pada kurva diatas, misalkan ketika harga bensin per gallon sebesar 3 dolar. Alex membeli bensin sebanyak 10 galon per minggu (pada titik C). Bagaimanakah perubahan permintaan bensin Alex bila harga bensin mengalami kenaikan atau penurunan?
Ingatlah pada hukum permintaan. Hukum permintaan berbunyi: Ketika harga naik, kuantitas yang diminta berkurang; dengan turunnya harga, kuantitas yang diminta meningkat. Akibat dari adanya perubahan harga ini akan menyebabkan terjadinya pergerakan permintaan disepanjang garis kurva (sepanjang garis biru). Ingat ya, “Pergerakan disepanjang garis kurva permintaan”.
Pergerakan permintaan disini bermaksud bahwa apabila terjadinya perubahan harga barang. Maka perubahan permintaan barang yang terjadi hanya bergerak disepanjang garis kurva tersebut (bergerak sepanjang garis biru). Jadi misalnya harga bensin mengalami kenaikan dari 3 dolar menjadi 5 dolar. Maka permintaan bensin Alex akan berubah dari titik C menuju titik D. Dimana kuantitas yang diminta berubah dari 10 galon perminggu menjadi 5 galon bensin perminggu.
Disini sesuai hukum permintaan, dengan adanya kenaikan harga barang menyebabkan terjadinya penurunan permintaan barang. Begitu pula bila harga mengalami kenaikan menjadi 7 dolar. Maka permintaan bensin akan menurun lagi menjadi 2 galon perminggu, yaitu pada titik E.
Sebaliknya, bila harga mengalami penurunan misalnya dari titik C menuju titik B. Yang semula harganya 3 dolar per gallon menjadi 1 dolar per gallon bensin. Maka kuantitas yang diminta berubah dari semula 10 galon berubah menjadi permintaan 20 galon bensin per minggu. Sesuai dengan hukum permintaan bahwa semakin rendah harga barang maka permintaan akan meningkat.
Kasus pengecualian
Dari awal pembahasan hingga saat ini, setidaknya kita mengatakan bahwa harga sebagai faktor utama yang mempengaruhi permintaan barang. Berdasarkan hukum permintaan bahwa kenaikan harga akan meyebabkan terjadi penurunan jumlah permintaan barang. Dalam banyak kasus (prinsip yang berlaku umum), hukum permintaan barang ini benar dalam situasi nyata.
Meskipun demikian, ada kasus pengecualian atas hukum permintaan tersebut. Pengecualian ini kita kenal pada barang yang disebut barang giffen. Barang giffen merupakan barang yang saat terjadinya kenaikan harga justru permintaan barang malah meningkat. Hal ini menyimpang dari hukum permintaan yang ada.
Baca juga: Barang Giffen
Kasus pengecualian dari hukum permintaan pada barang giffen ini sangat jarang terjadi. Karena jarang terjadi bahkan sebagian ekonom sulit menemukan bukti datanya pada dunia nyata. Meskipun demikian, para ekonom mengakui adanya perilaku barang giffen ini. Satu contoh yang menjadi bukti barang giffen ini adalah pada kasus permintaan kentang pada saat terjadi kelaparan di Irlandia (1845-1849).
Faktor selain harga yang mempengaruhi pergeseran kurva permintaan
Bagian kedua ini akan dijelaskan tentang perubahan permintaan akibat pengaruh faktor selain harga barang tersebut. Yang termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan selain harga barang tersebut yaitu:
- Pendapatan/Penghasilan rumah tangga.
- Jumlah akumulasi kekayaan keluarga.
- Harga produk lain
- Selera dan preferensi rumah tangga.
- Harapan/ekspektasi rumah tangga tentang pendapatan, kekayaan, dan harga di masa depan.
Perubahan Pendapatan
Sebagai ilustrasi untuk memudahkan pemahaman, kita mencontohkan lagi dengan perilaku Alex atas permintaan barang berupa bensin. Kita akan melihat bagaimana perilaku Alex apabila terjadi perubahan pada faktor selain harga. Seperti perubahan pada pendapatan, kekayaan, harga produk lain, selera dan preferensi, dan ekspektasi.
Dalam melakukan analisis dan agar dapat dipahami bahwa harus menelaah pengaruh satu per satu faktor secara individu dan tetap menggunakan asumsi ceteris paribus (faktor lain diluar yang dianalisis dianggap sama). Hal ini dilakukan untuk penyederhanaan dan agar kita dapat memahami pengaruh setiap individu faktor yang mempengaruhi.
Sebagai contoh dan ilustrasi kita mencoba menjelaskan dari sisi salah satu faktor. Yaitu perubahan pendapatan, dengan asumsi ceteris paribus. Lebih jelasnya mengenai perilaku alex akibat perubahan pendapatan, dapat dilihat pada kurva permintaan berikut:
Perhatikan pada grafik bahwa awal mula nya Alex memiliki kurva permintaan pada garis D0 (kurva berwarna biru tua). Lalu karena adanya perubahan pendapatan Alex, dalam hal ini terjadi kenaikan pendapatan Alex. Sehingga menyebabkan kurvanya bergeser ke kanan menuju garis kurva D1 (kurva berwarna biru muda).
Akibat dari adanya perubahan faktor diluar harga (seperti pendapatan dalam hal ini) akan menyebabkan terjadinya pergeseran kurva permintaan. Ingat ya, “Pergeseran kurva permintaan”. Kurva bergeser dari kurva D0 berwarna biru tua, bergeser menjadi ke D1 yang berwarna biru muda.
Pergeseran permintaan disini bermaksud bahwa apabila terjadinya perubahan pada faktor diluar harga akan menggeser kurva permintaan. Pada contoh diatas, terjadi pergeseran kurva permintaan ke kanan. Hal tersebut menunjukkan kenaikan permintaan. Bila kurva pergeseran kurva permintaan ke sisi kiri bawah yang menunjukkan penurunan permintaan.
Jadi misalnya harga bensin sekarang sebesar 3 dolar. Kita menganggap bahwa pendapatan Alex belum mengalami kenaikan. Maka permintaan bensin Alex hanya sebesar 10 galon perminggu. Lihatlah pada kurva D0 berwarna biru tua, bahwa saat harga 3 dolar maka permintaan Alex hanya 10 galon perminggu.
Namun, kita misalkan Alex mendapatkan promosi jabatan sehingga mendapatkan kenaikan pendapatan. Pada barang normal, kenaikan pendapatan akan menggeser kurva permintaan ke kanan. Artinya, jika terjadi kenaikan pendapatan Alex maka permintaan akan meningkat.
Baca juga: Barang normal dan inferior
Secara alamiah kita akan menambah permintaan barang bila kita memiliki pendapatan lebih banyak. Oleh karena harga tidak berubah, makanya garis kurva permintaan bergeser ke kanan dari garis kurva garis D0 (kurva berwarna biru tua) menuju garis kurva D1 (kurva berwarna biru muda). Hal logis bila pada saat harga tetap namun permintaan meningkat, maka kurva harus digeser ke kanan untuk menggambarkan terjadinya kenaikan pendapatan dan kenaikan permintaan.
Kenaikan permintaan barang akibat kenaikan pendapatan merupakan hal seperti ini normal terjadi. Anda bisa membayangkan misalnya Alex dengan pendapatan awal hanya mampu membeli bensin untuk kebutuhan pergi dan pulang kerja saja. Namun ketika pendatan naik bisa saja Alex memiliki keinginan lain yaitu berjalan-jalan. Sehingga kebutuhan bensin meningkat.
Atau dengan contoh lain ketika pendapatan kita banyak, kita sanggup membeli banyak baju dan sepatu. Namun ketika suatu saat pendapatan menurun. Tentu konsumsi kita akan baju dan sepatu akan dikurangi dan mengutamakan untuk kebutuhan makanan pokok.
Sebagai catatan penting bahwa kasus dan penjelasan tersebut hanya terjadi pada barang normal. Bisa saja kita menemukan kenyataan dilapangan yang berbeda dengan kasus tersebut. Ada pengecualian atas teori permintaan diatas yaitu pada jenis barang inferior. Pada barang inferior justru permintaan barang menurun ketika terjadi kenaikan pendapatan. Model permintaannya berbeda dengan kelaziman apabila menghadapi barang inferior.
Kekayaan
Pendapatan rumah tangga adalah jumlah semua upah, gaji, laba, pembayaran bunga, sewa, dan bentuk pendapatan lain yang diterima oleh rumah tangga dalam periode waktu tertentu. Anda dapat menghabiskan atau mengkonsumsi lebih banyak atau lebih sedikit dari penghasilan Anda dalam periode tertentu.
Sedangkan kekayaan adalah nilai total dari apa yang dimiliki rumah tangga dikurangi utang. Kata lain untuk kekayaan adalah kekayaan bersih yaitu jumlah tersisa yang dimiliki rumah tangga jika menjual semua harta miliknya dan membayar semua utangnya.
Misalkan saja, anda seorang pekerja dengan gaji 50 juta perbulan dan berpengalaman selama 25 tahun bekerja. Dengan penghasilan tersebut anda telah memiliki kekayaan berupa rumah, mobil dan tabungan. Pendapatan hanya akan merujuk pada gaji bulanan anda yang sebesar 50 juta. Sedangkan kekayaan merujuk pada semua nilai kekayaan yang anda miliki termasuk didalamnya rumah, mobil dan tabungan yang dimiliki.
Rumah tangga dengan pendapatan lebih tinggi dan akumulasi tabungan yang lebih tinggi atau kekayaan lebih tinggi dapat membeli lebih banyak barang dan jasa. Secara umum, kita akan mengharapkan permintaan yang lebih tinggi pada tingkat pendapatan / kekayaan yang lebih tinggi. Dan permintaan yang lebih rendah pada tingkat kekayaan yang lebih rendah.
Permintaan barang naik ketika pendapatan lebih tinggi, dan permintaan turun ketika pendapatan lebih rendah terjadi pada barang-barang normal. Contohnya Tiket film, makan di restoran, panggilan telepon dan kemeja adalah barang normal.
Terkadang ada kondisi pengecualian terjadi pada dunia nyata. Bisa saja kita menemui kondisi dimana permintaan barang mengalami penurunan ketika pendapatan atau kekayaan rumah tangga naik. Hal seperti ini dapat terjadi pada barang inferior. Permintaan barang inferior justru menurun saat kekayaan bertambah.
Misalnya pada kasus kualitas daging yang tersedia. Ketika pendapatan rumah tangga naik, ia kemungkinan akan membeli daging berkualitas tinggi. Permintaannya untuk daging berkualitas tinggi cenderung meningkat. Tetapi permintaannya untuk daging berkualitas rendah cenderung turun. Padahal sebelumnya barang yang dikonsumsi adalah daging dengan kualitas rendah. Daging berkualitas rendah dalam hal ini termasuk barang inferior.
Secara konsep, penjelasan pengaruh kekayaan ini sama dengan pengaruh pendapatan terhadap permintaan barang. sehingga kurva permintaan dan bagaimana perubahannya sama saja dengan penjelasan bagian pendapatan diatas.
Harga Barang dan Jasa Lainnya
Untuk menjelaskan pengaruh dari harga barang lain ini ada dua jenis barang yang harus dipahami yaitu barang substitusi dan barang komplementer.
Barang substitusi (barang pengganti) yaitu barang yang bisa berfungsi sebagai pengganti untuk suatu barang lain. Contohnya daging ayam dan daging sapi sebagai sumber protein. Kita dapat memilih apakah mengkonsumsi daging sapi atau justru beralih mengkonsumsi daging ayam karena harganya lebih murah. Daging ayam dapat menjadi pengganti daging sapi sebagai sumber protein.
Contoh kasus barang pengganti satu sama lain bagi Alex pada kasus bensin diatas, yaitu adanya bus sebagai alternatif yang ia gunakan ketika bensin menjadi mahal. Ketika harga satu barang meningkat, permintaan untuk barang lainnya meningkat. Dibandingkan harus menggunakan mobil pribadi dengan harga bensin mahal, Alex bisa beralih menggunakan bus.
Sedangkan barang komplementer (barang pelengkap) yaitu barang yang menjadi pelengkap. Barang pelengkap contohnya sepeda motor dan helm. Ketika anda berkendara membutuhkan helm sebagai pelindung. Helm sebagai barang komplementer. Karena menggunakan helm adalah kewajiban ketika mengendarai motor.
Penurunan harga satu barang menyebabkan peningkatan permintaan untuk barang yang lainnya dan begitu pula sebaliknya.
Rumah tangga memiliki berbagai pilihan atas barang dan jasa yang akan dikonsumsi. Sehingga keputusan untuk mengkonsumsi barang memiliki banyak alternatif atau pilihan. Akibatnya, harga barang apa pun bisa dan memang memengaruhi permintaan barang lain. Dengan demikian, pengaruh harga barang lain dapat mempengaruhi harga barang tertentu.
Selera dan Preferensi
Pilihan akhir barang atau jasa yang anda minta tergantung pada selera dan preferensi Anda. Perubahan dalam preferensi dapat mempengaruhi perilaku diri dalam pasar. Beberapa orang suka mengirim pesan teks, sedangkan yang lain lebih suka menggunakan email. Beberapa orang lebih suka anjing, sedangkan yang lain tergila-gila pada kucing.
Keragaman tuntutan individu hampir tak terbatas. Salah satu pertanyaan menarik di bidang ekonomi adalah mengapa di beberapa pasar, selera konsumen yang beragam memunculkan beragam gaya. Sementara di pasar lain, meskipun ada perbedaan selera. Kami hanya menemukan satu atau dua varietas. Perbedaan selera dan preferensi masyarakat akan membentuk permintaannya sendiri.
Keputusan konsumen membeli pada akhirnya akan sesuai dengan selera/preferensi seseorang. Lebih detail mengenai bagaimana keputusan seorang konsumen dalam mengkonsumsi barang dijelaskan dalam teori perilaku konsumen.
Baca juga: Teori perilaku konsumen
Baca juga: Perilaku konsumsi rumah tangga
Baca juga: Utilitas
Baca juga: Perilaku konsumsi pada dua jenis barang
Harapan (Ekspektasi)
Keputuskan anda sebagai rumah tangga untuk membeli hari ini tentu tergantung pada harga hari ini, pendapatan serta kekayaannya saat ini. Anda juga memiliki harapan tentang bagaimana keadaan anda dimasa depan. Anda mungkin memiliki harapan tentang perubahan harga di masa depan, dan ini dapat mempengaruhi keputusan konsumsi anda hari ini. Ada banyak contoh cara harapan mempengaruhi permintaan.
Ketika orang membeli rumah atau mobil, mereka seringkali membelinya dengan cara kredit. Dalam menentukan rumah atau mobil seperti apa yang akan dibeli, mereka mungkin harus memikirkan pendapatan mereka hari ini, serta berapa besar pendapatan mereka di masa depan. Bila anda memiliki ekspektasi pendapatan anda kedepan masih kecil, apakah anda akan memilih membeli mobil mewah atau rumah mewah? Dengan perkiraan pendapatan yang tidak besar tentu anda akan memilih rumah dan mobil yang sederhana.
Kelanjutan topik pembahasan teori permintaan dan penawaran dibahas juga dalam beberapa judul berikut:
Baca juga: Permintaan pasar dan permintaan individu
Baca juga: Keseimbangan pasar
Baca juga: Perubahan keseimbangan pasar
Pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan barang dapat dibedakan dalam dua hal. Pengaruh faktor harga barang yang membuat terjadinya pergerakan disepanjang kurva permintaan. Dan faktor selain harga barang itu sendiri yang membuat pergeseran kurva permintaan. Dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan barang ini kita bisa memahami bagaimana keputusan konsumsi atau kuantitas permintaan barang seseorang.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.