
Pada kesempatan ini kita akan mempelajari perilaku konsumsi rumah tangga. Dalam ekonomi mikro, kita mengenal rumah tangga sebagai salah satu unit pembuatan keputusan. Sebagai unit pembuat keputusan, rumah tangga harus membuat keputusan mengenai bagaimana dia melakukan konsumsi (membeli barang atau jasa).
Untuk memahami perilaku konsumsi rumah tangga, pada kesempatan ini akan dibahas beberapa sub bagian yang terdiri atas:
- Pilihan
- Utilitas
- Faktor yang mempengaruhi tingkah laku konsumsi rumah tangga
- Kendala Anggaran
Catatan:
Perlu dipahami bahwa pembahasan perilaku konsumsi rumah tanggai disini diulas pada tingkat individu rumah tangga sesuai dengan materi ekonomi mikro. Bila mencari materi konsumsi rumah tangga dalam pembahasan pendapatan nasional pada ekonomi makro, silahkan baca pada link berikut:
Baca selengkapnya: Konsumsi Rumah Tangga dalam PDB
Pilihan (Keputusan Konsumsi Rumah Tangga)
Setiap hari seseorang bisa saja mempunyai banyak pilihan mengenai apa yang dilakukannya. Seseorang punya pilihan untuk bekerja berapa jam pada hari ini. Atau seseorang juga punya pilihan untuk membeli barang dan jasa apa hari ini. Ada banyak sekali kombinasi pilihan yang dapat dipilih oleh seorang manusia.
Salah satu keputusan yang dibuat rumah tangga yaitu mengenai pilihan untuk melakukan konsumsi. Konsumsi disini yaitu terkait membeli barang dan atau jasa. Barang dan jasa yang dijual adanya dipasar output (pasar yang menjual barang dan jasa hasil produksi). Keputusan konsumsi barang dan jasa satu rumah tangga dengan rumah tangga lainnya tentu berbeda. Ada yang suka kopi akan membeli banyak kopi. Namun yang tidak menyukai kopi akan membeli banyak teh.
Keputusan konsumsi rumah tangga pada dasarnya rumah tangga mempunyai kewenangan untuk memilih barang apa yang ingin dibeli dan seberapa banyak barang yang ingin dibeli. Misalkan saja anda ingin membeli baju merk X sebanyak Y. Anda sebagai konsumen yang memutuskan untuk membeli barang merk X. Pembelian sejumlah Y juga atas keputusan rumah tangga konsumen.
Perilaku konsumsi rumah tangga yang ingin membeli seberapa banyak jumlah barang sangat dipengaruhi oleh tingkat harga barang. Hubungan antara harga barang dan jumlah barang yang ingin dibeli dipelajari dalam teori permintaan barang. Konsumen pada umumnya menyukai harga barang yang lebih murah sehingga dapat membeli barang lebih banyak.
Baca selengkapnya: Teori permintaan barang
Utilitas
Utilitas adalah kepuasan yang dihasilkan dari sebuah produk (barang atau jasa). Ketika rumah tangga membuat keputusan untuk mengkonsumsi barang X misalnya, justifikasi yang dilakukan mengapa memilih mengkonsumsi barang tersebut yaitu karena utilitas atau adanya kepuasan yang akan diperoleh. Utilitas menilai secara relatif kepuasan yang dihasilkan dari mengkonsumsi suatu barang.
Utilitas dinilai secara relatif dari masing-masing individu. Tiap orang bisa mempunyai selera yang berbeda. Misalkan kita punya pilihan 3 barang yaitu A, B, C. Bagi rumah tangga 1, bisa saja A memperikan tingkat kepuasan baginya lebih tinggi dibandingkan mengkonsumsi barang B atau C. Sehingga rumah tangga 1 akan mengkonsumsi barang A karena memberikan utilitas atau kepuasan baginya. Individu ke 2, individu ke 3 bisa saja mempunyai selera yang berbeda. Tentu nilai utilitasnya akan berbeda pula.
Meskipun demikian, yang perlu ditekankan disini yaitu alasan seseorang mengkonsumsi barang atau jasa karena adanya utilitas atau kepuasan yang diperoleh. Dalam ilmu ekonomi, menyebutnya sebagai utilitas. Dimana utilitas ini menggambarkan kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi barang. Artinya keputusan konsumen dalam membuat pilihan mengkonsumsi barang karena menganggap ada utilitas yang akan didapat bila mengkonsumsi barang tersebut.
Baca selengkapnya: Utilitas
Karena mengkonsumsi barang dapat memberikan kepuasan (utilitas), maka rumah tangga akan berusahaan untuk mendapatkan kepuasan maksimum. Untuk mendapatkan kepuasan yang maksimum, perilaku konsumen akan berusaha mengkonsumsi banyak barang agar kepuasan yang didapatkan semakin besar. Rumah tangga sebagai konsumen akan berusaha mengkonsumsi banyak barang hingga mendapatkan kepuasan yang maksimum.
Misalkan seseorang makan bakso. Makan satu mangkok akan memberikan kepuasan yang besar bagi rumah tangga tersebut. Dan dia ingin menambah lagi agar kepuasannya meningkat. Katakanlah kepuasan maksimal akan didapatkan ketika mengkonsumsi 3 mangkok bakso. Selama rumah tangga tersebut sanggup membelinya dia akan menambah konsumsi bakso tersebut sampai 3 mangkok karena memberikan kepuasan maksimum.
Untuk dapat mempelajari perilaku konsumsi rumah tangga dan kaitannya dengan kepuasan secara lebih mendalam dapat membaca pada link berikut:
Baca selengkapnya: Teori Perilaku Konsumen: Pendekatan Kardinal dan Ordinal
Baca selengkapnya: Utilitas Total dan Utilitas Marginal
Baca selengkapnya: Indifference Curve
Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumsi rumah tangga
Diatas kita telah mengungkit bahwa rumah tangga sebagai pembuat keputusan akan memutuskan barang apa dan berapa banyak barang tertentu akan dikonsumsi. Perilaku konsumsi yang dilakukan rumah tangga tersebut karena adanya utilitas yang didapatkan dari mengkonsumsi barang tersebut.
Meskipun keputusan mengkonsumsi barang tersebut dilakukan oleh rumah tangga, namun tingkah laku konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkah laku konsumsi rumah tangga yaitu:
1. Harga barang. Semakin tinggi harga barang maka akan semakin sedikit jumlah barang akan diminta oleh konsumen. Sebaliknya, harga barang yang murah akan membuat jumlah barang yang ingin dibeli konsumen semakin banyak.
2. Kekayaan dan pendapatan rumah tangga. Semakin tinggi kekayaan dan pendapatan rumah tangga, maka akan semakin banyak pula barang yang ingin di minta atau dibeli.
3. Harga barang lain.
4. Selera dan preferensi
5. Ekspektasi masa depan seperti harapan pendapatan, kekayaan dan harga.
Penjelasan lengkap mengenai faktor yang mempengaruhi perilaku konsumsi rumah tangga dapat dibaca pada link berikut:
Baca selengkapnya: Faktor yang mempengaruhi permintaan
Budget Constraint (Kendala Anggaran)
Diatas kita memaparkan bahwa konsumen menginginkan untuk mengkonsumsi banyak barang atau jasa agar dapat memaksimumkan kepuasannya. Kalau bisa, tentu seseorang ingin mengkonsumsi barang sebanyak mungkin karena keinginan manusia tidak terbatas. Namun sayangnya, kita tidak dapat membeli semua barang atau jasa yang diinginkan. Kebanyakan rumah tangga mempunyai kendala untuk dapat membeli semua barang yang diinginkan. Kendala ini disebut dengan kendala anggaran atau budget constraint.
Budget Constraint (kendala anggaran) adalah batasan yang dibebankan pada pilihan yang dapat dibuat rumah tangga karena adanya kendala dalam pendapatan, kekayaan dan harga barang. Adanya kendala anggaran ini membuat rumah tangga hanya dapat mengkonsumsi barang atau jasa dalam jumlah yang terbatas.
Misalkan seseorang mempunyai pendapatan per hari sebesar 10.000. Dia ingin membeli gorengan yang seharga 1.000 rupiah per gorengan. Dengan pendapatan sebesar 10.000 maka hanya bisa membeli 10 gorengan saja. Pendapatannya terbatas sehingga tidak bisa membeli lebih dari 10 gorengan.
Untuk mempelajari perilaku konsumsi rumah tangga dan kaitannya dengan kendala anggaran, bacalah tulisan berikut ini:
Baca selengkapnya: Indifference curve dan kendala anggaran
Keseimbangan Konsumen
Kita sejauh ini paham bahwa perilaku konsumsi yang dilakukan rumah tangga yaitu dalam rangka mencapai utilitas. Tingkat kepuasan yang dicari oleh konsumen tingkat utilitas maksimum. Untuk mencapai kondisi utilitas maksimum tersebut tentu konsumen akan melakukan jumlah permintaan barang semakin banyak barang hingga mencapai titik kepuasan tertinggi.
Disisi lain, adanya kendala anggaran membuat rumah tangga tidak bebas mengkonsumsi sebanyak yang mereka inginkan. Budget constrain membuat batasan dalam jumlah barang yang dapat dikonsumsi. Oleh karenanya, tipikal perilaku konsumen akan melakukan dua hal yaitu memaksimumkan kepuasan dan meminimalkan biaya. Hal ini terjadi pada saat terjadinya keseimbangan konsumen.
Keseimbangan konsumen yaitu kondisi dimana konsumen menggunakan seluruh pendapatannya untuk membeli barang atau jasa agar mendapatkan kepuasan. Keseimbangan konsumen terjadi saat persinggungan antara tingkat kepuasan maksimum/tertinggi yang dapat diperoleh konsumen dengan menggunakan seluruh pendapatan. Kepuasan maksimum yang diperoleh tersebut dicapai dengan menggunakan biaya yang paling minimum. Artinya kepuasan maksimum tersebut dicapai dengan biaya paling minimum. Namun biaya yang dianggap minimum ini merupakan keseluruhan pendapatannya yang digunakan untuk melakukan konsumsi sehingga budget constraint nya mencapai maksimum.
Pelajari selengkapnnya konsep keseimbangan konsumen pada link berikut:
Baca selengkapnya: Keseimbangan Konsumen
Demikian pembahasan singkat mengenai perilaku konsumsi rumah tangga. Rumah tangga mempunyai banyak pilihan yang dapat dipilih. Dalam perkara konsumsi, tingkah laku konsumsi rumah tentu mengharapkan dapat mengkonsumsi banyak barang.
Rumah tangga akan berusaha mengkonsumsi banyak sebanyak jumlah yang memberikan utilitas atau kepuasan maksimum. Meskipun demikian, jumlah barang yang ingin dibeli atau diminta oleh konsumen akan sangat dipengaruhi juga oleh harga barang, pendapatan dan kekayaan, harga barang lain, selera, dan ekspektasi dari rumah tangga tersebut.
Perilaku konsumsi rumah tangga tentu mengharapkan konsumsi sebanyak mungkin barang. Namun sayangnya, rumah tangga mempunyai keterbatas dalam jumlah barang yang dapat dibeli. Adanya kendala anggaran membuat jumlah barang yang dapat diminta konsumen menjadi terbatas
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.