Keseimbangan produsen beserta kurvanya

Keseimbangan produsen adalah kondisi dimana isokuan dan isocost bersinggungan. Pada pembahasan keseimbangan produsen ini akan dibahas bagaimana kondisi yang memungkinkan terjadinya persingungan antara kurva isocost dan kurva isokuan.

Tulisan ini merupakan lanjutan dari pembahasan sebelumnya mengenai teori perilaku produsen dan teori produksi yang membahas isoquant dan isocost. Sebaiknya membaca dulu kedua tulisan tersebut agar tidak bingung membaca tulisan ini.

Baca juga: Teori perilaku produsen

Baca juga: Teori produksi, isoquant dan isocost

Pada kondisi keseimbangan produsen, produsen berupaya menggunakan faktor produksi secara efisien sehingga kondisi tersebut dicari sebagai keseimbangan produksi nya. Dalam rangka mencari efisiensi tersebut, produsen akan berusaha untuk memaksimalkan output yang dihasilkan dan meminimalkan biaya. Kedua kondisi tersebut sesuai dengan yang kita pelajari pada pembahasan isocost dan isoquant.

 

Terbentuknya keseimbangan produsen

Keseimbangan produsen adalah kondisi dimana produsen berupaya memproduksi secara efisien dengan memaksimumkan tingkat produksi dan meminimumkan biaya. Kondisi keseimbangan produsen dianggap produksi yang efisien. Memaksimumkan tingkat produksi akan tergambar dari kurva isoquant tertinggi yang dapat dicapai dalam keseimbangan produsen. Sedangkan meminimumkan biaya akan tergambar dari isocost yang minimum yang dapat dicapai.

Dari pemaparan tersebut, ada suatu kondisi yang dapat memungkin terjadinya keseimbangan produsen. Efisiensi itu akan tercapai bila kurva isocost dan isoquant saling bersinggungan saat memaksimumkan produksi dan meminimumkan biaya. Dengan demikian, dengan biaya minimum kita dapat menghasilkan output yang maksimum. Inilah kondisi efisien yang diharapkan dari keseimbangan produsen.

Agar lebih jelas bagaimana keseimbangan produksi terjadi, perhatikan kurva keseimbangan produsen berikut:

Gambar kurva Keseimbangan produsen
Gambar kurva keseimbangan produsen

 

Dari kurva keseimbangan produsen tersebut kita akan bagi pembahasan ini dalam 3 bagian, yaitu:

  1. Memaksimumkan output

Perhatikanlah kurva maksimalisasi output diatas. Kita menggunakan dua jenis input yaitu tenaga kerja dan modal. Kurva isoquant yang disimbolkan Q menggambarkan kombinasi penggunaan dua jenis input tadi yang memberikan tingkat output yang sama. Semakin tinggi (kekanan) kurva isoquant berarti tingkat outputnya akan semakin tinggi pula. Dengan demikian Q1 < Q2 < Q3. Isoquant Q3 tingkat produksi paling tinggi, dan isoquant produksi Q1 paling rendah.

Produsen menginginkan untuk produksi pada Q3 sebagai titik produksi tertinggi. Namun sayangnya karena adanya keterbatasan anggaran (I 1), sehingga produksi maksimum yang dapat dilakukan yaitu pada isoquant Q2. Produksi maksimum terjadi pada titik E dengan tingkat penggunaan mesin sebanyak Y1 dan penggunaan tenaga kerja sebanyak X1.

Isoquant Q1 tidak dipilih meskipun anggaran/biaya yang dimiliki cukup berproduksi pada tingkat tersebut. Hal tersebut dilakukan karena pada Q1 bukan merupakan tingkat produksi maksimum. Berproduksi pada tingkat Q2 akan memberikan tingkat output yang lebih tinggi.

 

  1. Meminimumkan biaya

Perhatikan kurva kesimbangan konsumen bagian minimalisasi biaya. Harap hati-hati dalam memahami gambar kurva tersebut. Katakanlah kita mempunyai tujuan untuk memproduksi barang pada tingkat output sebanyak Q. Kombinasi tenaga kerja dan modal tergambar dalam isoquant Q sebagai tujuan tingkat output yang diharapkan.

Untuk menghasilkan output pada tingkat Q, kita dapat menggunakan anggaran sebanyak I3. Namun penggunaan anggaran isocost I3 akan terasa kurang efisien. Sebab, untuk menghasilkan output isoquant Q dapat digunakan biaya yang lebih murah yaitu pada anggaran isocost I2. Lebih tepatnya pada titik E dengan penggunaan modal sebanyak Y1 dan tenaga kerja sebanyak X1. Titik E menjadi paling efisien dimana isocost dan isoquant bersinggungan. Isocost nya paling minimum dan isoquant nya maksimum.

Sedangkan penggunaan anggaran isocost I1 tidak dipilih. Karena pada I1 tidak mampu menghasilkan output maksimum.

 

  1. Keseimbangan produsen

Keseimbangan produsen pada prinsipnya ingin mencapai efisien. Untuk efisien tersebut maka harus tercapai persinggungan antara isocost dan isoquant. Namun tidak sembarang persinggungan isocost dan isoquant. Isocost nya harus memberikan tingkat biaya paling minimum. Sedangkan isoquant nya harus memberikan tingkat output paling maksimum.

Kondisi keseimbangan produsen ini disesuaikan lagi dengan kondisi perusahaan. Apakah tujuan perusahaan untuk mencapai tingkat output tertentu? Bila tujuannya untuk mencapai tingkat output tertentu, maka dapat digunakan prinsip pada maksimalisasi output. Disini perusahaan berupaya produksi pada tingkat yang ditentukan, lalu mencari biaya paling murah untuk mencapainya sehingga menjadi efisien.

Produksi perusahaan juga bisa saja disesuaikan dengan keterbatasan anggaran. Misalkan perusahaan mempunyai anggaran terbatas sebanyak X1. Maka dapat menggunakan prinsip minimalisasi biaya. Dengan biaya yang dimiliki lantas dicari tingkat output maksimum yang dapat dicapai. Dengan demikian, dengan biaya minimum tersebut dapat menghasilkan produksi yang efisien.

 

2 Comments

Leave a Reply