Profit, Biaya Ekonomi dan Tingkat Pengembalian Normal

Apa yang dimaksud Profit, biaya ekonomi dan tingkat pengembalian normal dalam? Dalam beberapa hal, penggunaan istilah-istilah ini dalam ilmu ekonomi bisa saja berbeda dengan disiplin ilmu lainnya. Kali ini kita akan membahas mengenai ketiga istilah tersebut sesuai pandangan ilmu ekonomi.

Profit dan Biaya Ekonomi

Ketika anda berperan sebagai seorang produsen atau pemilik perusahaan, yang anda lakukan yaitu mencari keuntungan atau profit. Pada pembahasan teori biaya produksi atau laba maksimum, dikatakan bahwa profit merupakan selisih dari total penerimaan dengan biaya. Pemahaman mengenai apa yang dimaksud profit dan biaya secara ekonomi ini harus diterangkan lebih jelas maksudnya.

Profit yang dimaksud dalam teori biaya produksi ini yaitu keuntungan ekonomi atau profit ekonomi. Keuntungan ekonomi atau profit ekonomi inilah yang didefinisikan sebagai perbedaan antara penerimaan total dan biaya total. Singkatnya kita menyebut ini hanya dengan profit saja. Profit dapat dirumuskan dengan:

Profit = penerimaan total – biaya total

Penerimtaan total atau total revenue adalah jumlah yang diterima dari penjualan produk. Jumlah yang diterima dari penjualan ini sama dengan harga barang per unit dikali dengan jumlah barang yang dijual. Sehingga penerimaan total (TR) dapat dirumuskan sebagai :

TR = P x Q

Total penerimaan berasal dari harga barang (P) dikali jumlah barang yang terjual (Q).

Sedangkan biaya total (total cost) adalah jumlah dari biaya eksplisit ditambah dengan biaya implisit. Total biaya yang dimaksud dalam pemahaman ini yaitu total biaya ekonomi. Total biaya atau biaya ekonomi disini agak sedikit berbeda dari pemahaman kebanyakan. Biaya ekonomi akan melingkupi biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya yang biasanya dihitung oleh akuntan. Biaya eksplisit ini disebut juga biaya akuntansi. Sedangkan biaya implisit disini yaitu memperhitungkan adanya biaya peluang (opportunity cost).

Baca juga: Opportunity Cost (Biaya Peluang)

Dari pemahaman diatas dapat diambil gambaran bahwa total biaya ekonomi mencakup biaya akuntansi dan biaya peluang. Jadi perhitungan biaya disini tidak hanya sampai pada perhitungan biaya secara akuntansi tapi mempertimbangkan biaya secara keseluruhan termasuk biaya implisit. Makanya total biaya disini merujuk pada biaya ekonomi karena mempertimbangkan biaya secara keseluruhan. Dengan demikian, perhitungan profit akan mengacu pada profit ekonomi. Sehingga ketika kita menyebut profit berarti yang dimaksud adalah profit ekonomi dimana penerimaan total dikurangi total biaya ekonomi.

Dalam ilmu ekonomi, dengan mempertimbangkan opportunity cost didalam biaya ini dimaksudkan agar kita mendapatkan keseluruhan biaya produksi yang sebenarnya. Bila tidak mempertimbangkan opportunity cost bisa jadi kita tidak mendapatkan gambaran seutuhnya berapa keseluruhan biaya yang diperlukan untuk produksi.

 

Tingkat pengembalian normal

Tingkat pengembalian (rate of return) adalah aliran tahunan pendapatan bersih yang dihasilkan oleh investasi yang dinyatakan sebagai persentase dari total investasi. Misalnya, jika seseorang menanamkan modal sebesar $ 100.000 untuk memulai sebuah restoran kecil dan restoran tersebut menghasilkan keuntungan sebesar $ 15.000 setiap tahun, kami katakan bahwa proyek tersebut memiliki “tingkat pengembalian” sebesar 15 persen. Terkadang kita menyebut tingkat pengembalian sebagai hasil (yield) dari investasi.

Tingkat pengembalian normal adalah tingkat yang cukup untuk membuat pemilik dan investor puas. Jika tingkat pengembalian turun di bawah normal, akan sulit atau tidak mungkin bagi para manajer untuk mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk membeli modal baru. Pemilik perusahaan akan menerima tingkat pengembalian yang lebih rendah daripada yang dapat mereka terima di tempat lain dalam perekonomian, dan mereka tidak akan memiliki insentif untuk berinvestasi di perusahaan.

Jika perusahaan memiliki pendapatan yang cukup stabil dan masa depan terlihat aman, tingkat pengembalian normal harus sangat dekat dengan tingkat bunga obligasi pemerintah bebas risiko. Perusahaan pasti tidak akan membuat investor tertarik jika tidak membayar mereka dengan tingkat pengembalian setidaknya setinggi yang bisa mereka dapatkan dari obligasi pemerintah atau perusahaan yang bebas risiko. Jika sebuah perusahaan kokoh dan ekonominya stabil, ia mungkin tidak harus membayar tarif yang jauh lebih tinggi. Namun, jika suatu perusahaan berada dalam industri yang sangat spekulatif dan masa depan ekonomi sedang goyah, perusahaan mungkin harus membayar lebih banyak agar pemegang sahamnya senang. Sebagai imbalan atas risiko bisnis goyah atau bahkan gagal, pemegang saham akan mengharapkan pengembalian yang lebih tinggi.

Tingkat pengembalian normal dianggap sebagai bagian dari total biaya bisnis. Menambahkan tingkat pengembalian normal ke biaya total memiliki implikasi penting: Ketika sebuah perusahaan memperoleh tingkat pengembalian normal, ia memperoleh laba nol seperti yang telah kita definisikan laba. Jika tingkat laba positif, perusahaan memperoleh tingkat pengembalian modal di atas normal.

Saat perusahaan mempertimbangkan total biaya didalamnya juga termasuk biaya peluang yang sifatnya implisit. Selain itu, perhitungan total biaya harus memberikan tingkat pengembalian normal (normal rate of return) sebagai biaya. Implikasinya adalah ketika tingkat pengembalian normal masuk sebagai bagian dari total biaya, maka ketika secara ekonomi dikatakan laba ekonominya sebesar nol, sejatinya perusahaan sudah mendapatkan tingkat pengembalian normal.

Tingkat pengembalian normal yang didapatkan perusahaan tersebut, menjadi keuntungan yang cukup untuk membuat pengusaha/perusahaan untuk tetap menjalankan bisnis tersebut. Bila penerimaan perusahaan memberikan hasil dibawah tingkat pengembalian normal, maka pengusaha/produsen tidak akan mau lagi menjalankan bisnis tersebut. Bila hasil yang diperoleh diatas tingkat pengembalian normal, konsekuensinya dalam pasar persaingan sempurna yaitu akan ada peluang dari kompetitor atau perusahaan lain untuk ikut menjalankan bisnis yang sejenis.

Dengan demikian, ketika profit / laba dikatakan bernilai 0, sejatinya perusahaan sudah mendapatkan keuntungan sebesar tingkat pengembalian normal. Ketika laba / profit yang diperoleh bernilai positif, artinya perusahaan mendapatkan lebih besar keuntungan yang melebihi tingkat pengembalian normal. Sebaliknya, jika profit / laba bernilai negatif, artinya hasil yang diterima perusahaan dibawah tingkat pengembalian normal. Profit bernilai negatif akan membuat perusahaan/produsen akan menutup usaha yang dijalankannya.

Pemahaman ini perlu untuk diingat dengan baik, karena akan sangat membantu ketika mempelajari mengenai maksimalisasi laba/profit. Mempelajari maksimalisasi laba tanpa memahami konsep laba dan tingkat pengembalian normal ini, akan membuat kita kebingungan memahami konsep maksimalisasi laba dalam ekonomi.

 

Sekian pembahasan singkat megenai profit, biaya ekonomi dan tingkat pengembalian normal dalam. Semoga bermanfaat.

 

Be the first to comment

Leave a Reply