
Pembedaan antara tingkat suku bunga nominal dan suku bunga riil terkait dengan perubahan harga dalam perekonomian. Para ekonom membedakan antara tingkat suku bunga riil dan nominal karena ada peran yang berbeda.
Suku bunga nominal adalah suku bunga yang tertera dalam laporan atau tingkat bunga yang harus dibayarkan oleh peminjam/investor karena meminjam uang pada pemberi pinjaman. Sedangkan suku bunga riil adalah suku bunga yang telah dikoreksi dari pengaruh inflasi. Karena adanya inflasi atau kenaikan harga akan membuat nilai uang itu sejatinya turun. Ketika uang yang dipinjamkan dikenakan beban bunga, maka nilai bunga nominal yang tertera masih terkena dampak penurunan nilai sebesar inflasi yang terjadi.
Dengan demikian, nilai suku bunga riil didapatkan dari suku bunga nominal dikurangi dengan inflasi. Sebagai ilustrasi, misalkan tingkat suku bunga nominal yang dibebankan sebesar 10%. Didalam perekonomian tersebut terjadi inflasi sebesar 4%. Nilai suku bunga riil dari pinjaman uang tersebut sejatinya sebesar 6%.
Hubungan diantara suku bunga nominal, suku bunga riil dan inflasi dapat ditulis dalam persamaan berikut:
r = i – π
r yaitu tingkat suku bunga riil, nilai i adalah suku bunga nominal, dan π sebagai symbol untuk inflasi. Dari persamaan tersebut didapatkan kondisi bahwa tingkat suku bunga riil adalah perbedaan antara tingkat suku bunga nominal dengan inflasi.
Keberadaan tingkat suku bunga ini dapat menjadi biaya atas dana. Bagi investor, keberadaan tingkat suku dapat menjadi biaya atas penggunaan dana yang dipinjam agar dapat melakukan investasi. Sedangkan bagi penabung, keberadaan tingkat bunga dapat menjadi keuntungan. Namun dengan pembedaan suku bunga riil dan nominal akan menunjukkan pengaruh yang berbeda dalam perekonomian.
Diatas, kita telah mengilustrasikan dengan contoh sebagai investor. Sekarang mari kita ilustrasi perbedaan suku bunga riil dan nominal bagi penabung. Misalkan menabung sebesar 10 juta rupiah, dengan suku bunga nominal sebesar 5% per tahun. Setelah menabung setahun, secara nominal anda akan memperoleh uang anda sebesar 10,5 juta rupiah. 500rb akan menjadi imbalan menabung.
Coba bayangkan bila dalam setahun terjadi inflasi atau kenaikan harga barang sebesar 2% pertahun. Meski secara nominal anda memperoleh tambahan pendapatan sebesar 5%. Namun bila dibelanjakan, jumlah tambahan barang yang dapat anda beli hanya meningkat 3% karena 2% sebagai tambahan kenaikan harga karena inflasi. Artinya anda hanya bertambah kaya secara riil sebesar 3% bukan 5% seperti nominalnya.
Apa yang terjadi jika inflasi ternyata naik 10% setahun? Secara nominal anda memang mendapatkan kenaikan jumlah uang sebesar 5% karena menabung. Tapi secara nilai uang riil sejatinya nilainya menurun karena ada inflasi 10%. Secara riil justru uang anda berkurang sebesar 5%. Disitulah pentingnya untuk membedakan suku bunga nominal dan suku bunga riil.
Efek Fisher
Dari persamaan yang telah dibahas diatas, dapat kita buat persamaan lain yaitu:
i = r + π
Dari persamaan tersebut dapat kita simpulkan bahwa tingkat suku bunga nominal (i) sama dengan tingkat bunga riil (r) ditambah dengan inflasi. Bentuk persamaan ini disebut juga sebagai persamaan Fisher. Dari persamaan fisher ini dapat kita bahwa suku bunga nominal akan berubah dipengaruhi oleh perubahan pada suku bunga riil dan inflasi.
Persamaan fisher diatas apabila dikombinasikan dengan teori kuantitas uang, kita akan dapat menemukan hubungan antara jumlah uang beredar, suku bunga dan inflasi. Berdasarkan teori kuantitas uang bahwa kenaikan dalam pertumbuhan jumlah uang akan menyebabkan kenaikan inflasi. Dari persamaan fisher dipahami bahwa kenaikan inflasi akan menyebabkan kenaikan suku bunga nominal. Hubungan satu per satu antara inflasi dan suku bunga nominal ini disebut efek fisher.
Demikian pembahasan singkat mengenai perbedaan tingkat suku Bunga nominal dan suku bunga riil. Semoga bermanfaat.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.