Sejarah Ekonomi Makro

Sejarah ekonomi makro mulai muncul tidak akan terlepas dari peristiwa besar “Great Depression”. Peristiwa depresi hebat ini bermula pada tahun 1929 dan terus berlanjut hingga sepanjang tahun 1930an. Pada periode ini telah terjadi penurunan ekonomi secara tajam dan menyebabkan pengangguran yang tinggi. Selama masa depresi hebat ini telah terjadi penurunan output agregat yang sangat tajam. Keadaan depresi ini adalah yang terburuk selama abad ke 20.

Baca juga: Pertumbuhan ekonomi

Baca juga: Pengangguran

Baca juga: Output Agregat

Sebelum badai depresi ini menerjang, Amerika (United State) sedang menikmati kemakmuran ekonominya. PDB riil yang mereka miliki mengalami kenaikan yang besar. Secara substansial pendapatan masyarakatnya meningkat. Harga-harga barang yang relatif stabil. Hampir setiap orang yang mencari pekerjaan akan mendapatkan pekerjaan.

Semua mimpi indah tersebut harus berakhir tatkala badai bernama “great depression” menghantam. Pengangguran pada tahun 1929 mencapai 1,5 juta orang. Secara drastis meningkat menjadi 13 juta pengangguran pada tahun 1933. Jumlah tersebut hampir seperempat dari angkatan kerja yang ada. Pada tahun 1933 juga, output yang dihasilkan US telah menurun sebanyak 27 % dibandingkan tahun 1929.

Sejarah ekonomi makro pun dimulai dari peristiwa yang menyakitkan tersebut. Periode sebelum great depression, sejarah mencatat bahwa model ekonomi klasik lah yang digunakan bukan ekonomi makro. Medel ekonomi klasik tidak mampu menyelesaikan permasalahan great depression yang ada. Hadirnya model ekonomi makro menjadi solusi baru untuk mengatasi permsalahan tersebut dan menjawab ketidakberhasilan ekonomi klasik menghadapi resesi.

Baca juga: Resesi

Baca juga: Inflasi

Baca juga: Hiperinflasi

Model ekonomi klasik memandang bahwa perekonomian dapat mengoreksi dirinya sendiri. Sebagai contoh pada analisa konsep permintaan dan penawaran klasik. Asumsi yang digunakan yaitu kelebihan penawaran tenaga kerja menurunkan upah pada tingkat keseimbangan baru. Dampak yang diharapkan yaitu pengangguran tidak akan berkurang. Dengan tingkat upah yang menurun maka penyerapan tenaga kerja akan semakin banyak.

Namun selama masa depresi hebat ini, tingkat pengangguran tetap sangat tinggi selama hampir 10 tahun. Dalam skala besar, kegagalan model-model klasik sederhana untuk menjelaskan keberadaan pengangguran yang tinggi dan berkepanjangan menuntut adalah pandangan ekonomi alternatif. Hal tersebut memberikan dorongan bagi lahirnya sejarah ekonomi makro. Tidak mengherankan bahwa apa yang sekarang kita sebut ekonomi makro lahir pada 1930-an.

Baca juga: Pengantar ekonomi mikro

Baca juga: Pengantar Ilmu Ekonomi

Salah satu karya paling penting dalam sejarah ekonomi makro adalah teori yang diungkapkan oleh John Maynard Keynes pada tahun 1936. Keynes menjelaskan teori umum mengenai ketenagakerjaan, bunga, dan uang. John Maynard Keynes mulai membangun sebuah teori yang akan menjelaskan peristiwa ekonomi yang membingungkan pada masanya. Pandangan-pandangan Keynes menjadi pandangan yang banyak digunakan dalam ekonomi makro.

Pendapat Keynes bahwa harga dan upah bukan yang menjadi penentu tingkat tenaga kerja sebagaimana yang disarankan oleh ekonomi klasik. Namun sebaliknya, tingkat permintaan agregat untuk output yang menentukan tingkat tenaga kerja. Keynes juya meyakini intervensi pemerintah dalam perekonomian dapat memengaruhi tingkat output dan kesempatan kerja.

Peran pemerintah dalam perekonomian selama kondisi permintaan swasta rendah, menurut Keynes adalah untuk merangsang permintaan agregat. Meningkatkan permintaan agregat ini berguna untuk mengangkat ekonomi keluar dari resesi.

Baca juga: Peran pemerintah dalam perekonomian

Baca juga: Uang

Baca juga: Jumlah Uang Beredar

Pada tahun 1950-an, pasca terjadinya perang dunia II, teori ekonomi makro memperoleh pengaruh yang lebih besar dikalangan para ekonom dan pemerintah. Pemerintah sebagai pengambil kebijakan mulai yakin bahwa peran mereka dapat mempengaruhi perekonomian. Intervensi yang dilakukan pemerintah dapat mengarahkan perekonomian pada kondisi tertentu yang diharapkan. Pemerintah mulai memanfaatkan kekuatannya untuk menarik pajak, mempengaruhi tingkat bunga, mengontrol jumlah uang beredar dan dapat melakukan pengeluaran pemerintah. Tindakan ini tentu diambil untuk tujuan eksplisit seperti mengendalikan naik turunnya perekonomian.

Pandangan Keynes yang menjadi dasar ekonomi makro mulai matang diterapkan di US. Hal ini ditandai oleh kebijakan pemerintah yang mengesahkan UU ketenagakerjaan pada tahun 1946. Hasil dari UU tersebut menjadikan dibentuknya Dewan Penasihat Presiden. Dewan yang terdiri dari orang-orang termasuk ekonom dapat memberikan masukan untuk Presiden terkait penanganan masalah perekonomian. Melalui peraturan tersebut memberikan peran kepada pemerintah untuk melakukan intervensi dalam perekonomian terutama untuk mencegah terjadinya penurunan tingkat produksi dan tenaga kerja.

Pada tahun 1960-an, sejarah ekonomi makro mulai mencapai puncak popularitasnya. Dibawah ketua dewan penasihat ekonomi, Walter Heller, pemerintah dapat mengontrol inflasi dan pengangguran. Para ekonom meyakini bahwa pemerintah dapat mengendalikan inflasi dan pengagguran dengan tepat. Dengan memanfaat alat-alat yang tersedia, pemerintah dapat melakukan perannya. Keberhasilan konsep ekonomi makro tersebut meningkatkan kepercayaan dan popularitas.

Kesuksesan tidak selamanya mampu bertahan. Teori ekonomi makro juga mengalami peristiwa yang membuat banyak ekonom mulai meragukannya. Keberhasilan seperti yang terpacai sebelumnya ternyata tidak selamanya cocok untuk semua kondisi.  Fluktuasi ekonomi yang terjadi di USA pada tahun 1970an dan 1980an membuat kepercayaan mulai rontok.

Amerika serikat menghadapi fluktuasi ekonomi yang cukup besar pada output, inflasi dan lapangan kerja. Peristiwa fluktuasi ekonomi tersebut terjadi beberapa kali. Seperti terjadinya resesi yang cukup parah pada tahun 1974-1975 dan tahun1980-1982. Kedua resesi ini memang tidak sedahsyat periode depresi hebat tahun 1930an. Meskipun demikian, pada kedua periode resesi ini membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan serta miliar dolar potensi pendapatan yang hilang. Ditambah lagi dengan terjadi inflasi yang tinggi pada kedua masa resesi ini menjadikan kondisi semakin berat. Kondisi yang dihadapi pada Amerika pada saat itu bahkan dapat dikatakan sebagai kondisi stagflasi.

Pada tahun 1975 kondisi ekonomi makro sudah mulai sulit dikendalikan. Hal tersebut tidak sesuai dengan yang dikatakan Heller didalam buku teks dan para ekonom mulai sulit percaya. Model ekonomi Keynesian sederhana yang telah banyak dipercayai sebelumnya mulai diragukan. Namun sekarang, kita telah melewati masa berpuluh-puluh tahun dari masa-masa resesi tersebut. Ekonomi makro telah berkembang dan akan terus berkembang. Meskipun belum ada satu kesepatakan tunggal bagaimana cara ekonomi makro bekerja dan masih banyak permasalahan penting yang belum terselesaikan. Hal ini yang membuat ekonomi menjadi sulit untuk diajarkan namun sekaligus menjadikan menarik untuk dipelajari.

Sejarah munculnya ekonomi makro memang cukup fenomenal ditengah resesi hebat yang terjadi. Namun waktu pula yang akan menujukkan kelemahan-kelemahan dari konsep yang ditawarkan. Namun seiring berjalannya waktu pula kita semakin mempelajari dan memperdalam teori-teori tersebut. Ilmu pengetahuan akan terus berkembang dan semakin memperbaiki konsep-konsep yang ada.

Baca juga: Konsumsi agregat dalam ekonomi makro

Baca juga: Investasi dalam perhitungan PDB (ekonomi makro)

Sejarah ekonomi makro ini akan terus berlanjut. Mengingat posisi ekonomi makro masih terus dipelajari dan menjadi bagian arus utama pelajaran ekonomi.

Be the first to comment

Leave a Reply