Fungsi Produksi (Total Fungsi Produksi)

Fungsi Produksi (Total Fungsi Produksi)

Fungsi produksi atau fungsi produksi total berkaitan dengan pembahasan teori produksi utamanya menyangku hubungan input dan output. Bila kita membaca mengenai teori produksi, kita memaknai produksi sebagai upaya mengubah input menjadi output. Pada pembahasan sebelumnya mengenai teknologi produksi, kita mengatakan bahwa teknologi produksi adalah hubungan kuantitatif antara input yang digunakan dalam produksi dengan output hasil produksi. Dengan demikian, hubungan antara input dengan output yang dihasilkan dalam produksi digambarkan dalam teknologi produksi.

Baca juga: Teori produksi

Baca juga: Teknologi Produksi

Baca juga: Input (Faktor produksi)

Hubungan antara input dan output yang dihasilkan sebagaimana yang kita maksud dalam teknologi produksi, bila secara matematis disebut sebagai fungsi produksi (production function) atau fungsi produksi total (total production function).

Pada pembahasan mengenai fungsi produksi disini, akan dibahas beberapa hal:

  • Pengertian Fungsi Produksi
  • Rumus fungsi produksi jangka pendek dan jangka panjang

 

Pengertian Fungsi Produksi

Fungsi produksi bisa juga disebut sebagai fungsi produksi total. Untuk sederhananya dikatakan sebagai fungsi produksi.

Pengertian fungsi produksi adalah persamaan numerik atau matematis yang menggambarkan hubungan antara input dan output. Fungsi produksi dapat juga dikatakan sebagai hubungan teknologi antara kuantitas input fisik dan kuantitas output (barang). Dalam jangka panjang, dalam teori produksi menjelaskan bahwa input yang digunakan bersifat variabel.

Menurut Parkin dalam jangka panjang bahwa fungsi produksi adalah hubungan antara output maksimum yang dapat diusahakan dan jumlah input yang digunakan yang berasal dari tenaga kerja dan modal. Oleh karenanya, perilaku biaya produksi dalam jangka panjang akan bergantung pada fungsi produksi.

Fungsi produksi menjelaskan bagaimana hubungan input diubah menjadi output. Dalam pembahasan teori produksi, kita membedakan penggunaan input menjadi dua kategori. Input yang digunakan untuk produksi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Pada kesempatan ini kita akan membahas lebih jauh mengenai penggunaan input jangka pendek dan jangka panjang dalam bentuk fungsi produksi.

Baca juga: Teori produksi dalam jangka pendek

Baca juga: Teori produksi dalam jangka panjang

Baca juga: Perbedaan jangka pendek dan jangka panjang

 

Rumus fungsi produksi jangka pendek dan jangka panjang

Konsep yang harus dipahami mengenai produksi dalam jangka pendek yaitu mengenai produksi total, produksi marginal, produksi rata-rata, dan hukum pertambahan hasil yang semakin menurun. Dengan konsep tersebut dapat menjelaskan lebih spesifik proses produksi bagaimana penggunaan dan pertambahan input mempengaruhi perubahan output yang dihasilkan.

Baca juga: Teori Produksi jangka pendek

Baca juga: Produksi total, produksi marginal, produksi rata-rata, dan the law of diminishing return

Kita mulai dengan pembahasan ini dengan menulis rumus untuk menghitung nilai produksi marginal, produksi total, produksi rata-rata. Konsep umum dalam ekonomi menjelaskan bahwa fungsi produksi digambarkan sebagai total produksi sama dengan fungsi dari modal dan tenaga kerja. Fungsi untuk produksi total (TP) yaitu:

TP = f (K, L)

Dengan TP adalah produksi total, K adalah barang modal, dan L adalah tenaga kerja. Dalam tulisan ini barang modal dianggap konstan karena analisis disini pada jangka pendek. Sehingga faktor produksi yang bersifat variabel hanya tenaga kerja (labor).

Sedangkan untuk produksi marginal dapat dirumuskan dengan:

MP = TP’ = d TP / d L

Pada rumus di atas digambarkan bahwa produksi marginal merupakan turunan pertama dari fungsi produksi total.

Adapun untuk menghitung produksi rata-rata dapat dengan rumus:

AP = TP/L

Dengan AP adalah produksi rata-rata, TP adalah total produksi, dan L adalah tenaga kerja.

 

Bila produksi marginal, produksi total dan produksi rata-rata diilustrasikan dalam bentuk tabel dapat dicontoh sebagai berikut:

 Jumlah Tenaga KerjaProduksi TotalProduksi MarginalProduksi Rata-rata
122          2.00
253          2.50
394          3.00
4145          3.50
5206          4.00
6277          4.50
7358          5.00
8449          5.50
95410          6.00
10628          6.20
11686          6.18
12713          5.92
13732          5.62
14730          5.21
1570-3          4.67

 

Dalam jangka pendek, faktor produksi yang dapat ditambah atau dikurangi hanyalah tenaga kerja. Bila kita perhatikan tabel diatas, kita menggambarkan bagaimana penggunaan satu input (tenaga kerja) dan output yang dihasilkan.

Pada saat tenaga kerja yang digunakan sebanyak 1 hingga 13 terjadi kenaikan total produksi. Pada penggunaan tenaga kerja ke 14 sudah tidak menambah output. Sebaliknya pada saat tenaga kerja ditambah menjadi 15 justru menurunkan jumlah output yang dihasilkan.

Pada saat penggunaan tenaga kerja sebanyak 1-9 bukan hanya meningkatkan total produksi, namun juga produksi marginal juga masih meningkat. Pada penggunaan input tenaga kerja sebanyak 10-14 terjadi penurunan nilai produksi marginal. Hal ini dikatakan sebagai the law of diminishing return.

Untuk produksi yang memberikan hasil maksimum, dilakukan sampai dengan mencapai titik produksi marginal sama dengan 0. Pada tabel diatas dapat kita lihat bahwa MP=0 terjadi pada saat penggunaan tenaga kerja sebanyak 14. Pada saat itu tercapai, perusahaan harus berhenti menambah tenaga kerja. Bila menambah tenaga kerja justru menimbulkan biaya yang lebih mahal dan hal tersebut dapat menjadi kerugian bagi perusahaan.

 

Kondisi dalam jangka pendek akan sedikit berbeda dari kondisi produksi dalam jangka panjang. Kita menganggap bahwa dalam jangka panjang semua variabel bersifat input variabel. Artinya perusahaan dapat menambahkan atau mengurangi berbagai macam input dalam jangka panjang.

Dalam ekonomi, fungsi produksi paling dasar digambarkan bahwa produksi fungsi dari tenaga kerja dan modal.

Y = f (K, L)

Y akan menggambarkan produksi. Disini kita paham bahwa fungsi produksi ditentukan oleh tenaga kerja dan modal. Karena faktor produksi terdiri atas tenaga kerja dan modal, maka dalam proses produksi harus dikombinasikan kedua input tersebut.

Sebagaimana dijelaskan pada pembahasan teori produksi jangka panjang, untuk mengkombinasikan berbagai input dalam produksi, perusahaan akan menggunakan konsep isocost dan isoquant. Isocost artinya perusahaan akan berproduksi pada tingkatan yang memberikan biaya yang sama. Sedangkan isoquant dipergunakan untuk berproduksi pada tingkatan yang memberikan output yang sama. Konsep isocost dan isoquant penting dipahami agar mengerti bagaimana perilaku produksi yang dilakukan perusahaan.

Baca juga: teori produksi jangka panjang: Isocost dan isoquant

Perusahaan dijalankan tentunya agar seorang pengusaha mendapatkan laba/profit. Bahkan bukan hanya sekedar laba, pengusahaan tentu akan mengharapkan laba maksimum. Bila kita mempelajari keseimbangan produsen, maka kita akan mendapati perilaku produsen untuk berproduksi secara efisien yaitu dengan meminimkan biaya dan memaksimumkan output yang diproduksi.

Meminimalkan biaya tentu dengan mencari kurva isocost yang paling kecil biayanya. Biaya minimum yang dipilih tentu biaya minimum untuk menghasilkan output maksimum. Output maksimum yang dicari akan ditemukan pada saat isoquant tertinggi. Oleh karenanya dalam pembahasan keseimbangan produsen, dibahas bahwa produksi yang efisien terjadi pada saat terbentuknya keseimbangan produsen. Dan keseimbangan produsen sendiri terjadi ketika terjadi persinggungan antara kurva isocost dan isoquant yang maksimum.

Baca juga: Laba/Profit

Baca juga: Keseimbangan Produsen

 

Sekian pembahasan singkat untuk fungsi produksi. Dari sini kita dapat dipahami bahwa fungsi produksi adalah persamaan matematis yang menggambarkan hubungan input dan output. Semoga kita dapat memahami apa itu fungsi produksi dan sedikit ulasan pembahasannya. Terimakasih

 

Be the first to comment

Leave a Reply