Skala Ekonomis dan Tidak Ekonomis

Teori biaya produksi - Skala Produksi Ekonomi dan Tidak Ekonomis

Saat perusahaan membuat keputusan mengenai produksi perusahaan mereka jangka panjang tidak akan terlepas dari yang namanya skala ekonomis dan tidak ekonomis. Skala produksi menjadi bagian penting dalam teori biaya produksi jangka panjang. Terdapat skala produksi ekonomis dan skala produksi tidak ekonomis didalam pembahasannya. Skala produksi ekonomis ataupun tidak ekonomi ini membicarakan terkait penambahan output yang akan mengakibatkan perubahan pada biaya produk per unit barang dalam jangka panjang.

Konsep Skala Ekonomis dan tidak Ekonomis

Pembahasan skala ekonomis dan tidak ekonomis ini salah satu bagian kecil yang sangat terkait mengenai teori produksi dan teori biaya produksi. Anda juga sebaiknya memahami perbedaan antara produksi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Agar mudah memahami pembahasan ini, sebaiknya anda memahami terlebih dahulu konsep-konsep tersebut. Apabila nanti anda mendapati kesulitan memahami berbagai konsep yang diutarakan, dibawah paragrafnya kami menyediakan link untuk baca juga yang akan membantu anda memahaminya. Pembahasan terkait bisa dibaca disini:

Baca juga: Teori biaya produksi jangka panjang

Baca juga: Teori biaya produksi jangka pendek

Baca juga: Konsep jangka pendek dan jangka panjang dalam produksi

Pada pembahasan teori biaya produksi dalam jangka pendek, kita pahami bahwa skala produksi bersifat konstan. Artinya terdapat input yang digunakan dalam produksi yang sifatnya tidak dapat ditambah atau dikurangi dalam jangka pendek. Input ini disebut sebagai input tetap. Penggunaan input jenis ini membuat produsen harus mengeluarkan biaya tetap. Dalam jangka pendek, yang sering kali menjadi input tetap ini berasal dari barang modal seperti mesin, gedung, dan lainnya.

Baca juga: Input (faktor produksi)

Baca juga: Biaya tetap (Fixed Cost)

Adanya skala produksi yang bersifat konstan membawa berbagai konsekuensi. Pertama, dalam jangka pendek tidak dapat mengubah skala produksi. Misalkan dalam produksi menggunakan input tetapnya berupa mesin. Dalam jangka pendek anda tidak dapat menambah atau mengurangi jumlah mesin yang anda gunakan. Pilihannya mesin yang ada akan anda gunakan untuk melakukan produksi atau tidak. Karena tidak dapat menambah mesin, ketika anda memilih untuk melakukan produksi, maka kuantitas yang dapat anda produksi hanya sebatas kapatasitas yang mampu diolah oleh mesin tersebut. Hal inilah yang kita katakan sebagai skala produksinya bersifat konstan.

Konsekuensi kedua, akan terjadinya kenaikan biaya marginal. Pada saat awal anda menggunakan mesin untuk produksi misalnya, biaya marginal mula-mula akan semakin turun. Namun sampai dengan titik tertentu, biaya marginal akan mengalami kenaikan. Kondisi biaya marginal yang mengalami kenaikan ini terjadi karena skala produksinya konstan. Keterbatasan skala produksi membuat biaya untuk memproduksi barang semakin mahal.

Baca juga: Biaya marginal

Baca juga: Biaya variabel

Baca juga: Teori produksi dalam jangka pendek

Baca juga: Teori produksi dalam jangka panjang

Apabila dalam jangka pendek perusahaan mampu mengantongi laba/profit, hal tersebut akan menjadi insentif bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi. Perusahaan yang memberikan keuntungan akan membuat perusahaan terdorong untuk menambah skala produksi mereka dalam jangka panjang.

Baca juga: Profit

Baca juga: Maksimalisasi laba dalam jangka pendek

Baca juga: Maksimalisasi profit dan minimalisasi kerugian

Dalam jangka panjang, semua input yang digunakan untuk produksi bersifat variabel. Artinya bahwa dalam jangka panjang, perusahaan dapat menambah atau mengurangi berbagai input yang digunakan untuk produksi. Sudah tidak ada lagi input tetap dan skala produksi konstan seperti pada jangka pendek. Semua input untuk produksi bisa ditambah atau dikurangi sesuai kemauan dan kemampuan perusahaan.

Saat bisnis dalam jangka pendek sangat menguntungkan, perusahaan akan meningkatkan skala produksinya untuk jangka panjang. Katakanlah dalam jangka pendek perusahaan anda menggunakan 10 tenaga kerja dan 2 mesin untuk melakukan produksi. Karena usaha anda menguntungkan dalam jangka pendek, maka dalam jangka panjang anda ingin menggandakankan skala usaha anda. Katakanlah anda menggandakan skala produksi anda menjadi 20  tenaga kerja dan 4 mesin. Saat penggandaan skala produksi anda inilah muncul istilah skala ekonomis dan tidak ekonomi.

Saat perusahaan memutuskan untuk menggandakan skala produksi dalam jangka panjang, maka ada 3 kemungkinan hasil produksi yang terjadi. Pertama, skala hasil konstan (constant return to scale) yaitu dimana penggandaan skala produksi memberikan skala hasil yang sama besar dengan penggandaan input. Kedua, skala hasil yang meningkat (increase return to scale) yaitu dimana penggandaan skala produksi membuat skala hasil produksi meningkat lebih besar dari penggandaan input. Ketiga, skala hasil yang menurun (decrease return to scale) yaitu penggandaan input yang digunakan membuat skala tambahan ouput lebih kecil dari skala penambahan input.

Pembahasan mengenai skala hasil produksi tersebut berkaitan dengan skala ekonomis dan tidak ekonomis. Increase return to scale inilah yang disebut sebagai skala ekonomis. Sedangkan untuk decrease return to scale inilah yang disebut sebagai skala tidak ekonomis.

Baca juga: Skala hasil produksi

Baca juga: Skala hasil meningkat (increase return to scale)

Baca juga: Skala hasil konstan (constant return to scale)

Baca juga: Skala hasil menurun (decrese return to scale)

Untuk dapat lebih memahami maksud dari skala ekonomis dan tidak ekonomi ini, perhatikanlah kurva berikut:

Teori biaya produksi - Skala Produksi Ekonomi dan Tidak Ekonomis

Perhatikan kurva LAC (warna) yang merupakan kurva biaya rata-rata. Biaya rata-rata merupakan biaya total atau keseluruhan biaya dibagikan dengan jumlah barang yang diproduksi (output). Kurva biaya rata-rata jangka panjang (LAC) berbentuk seperti huruf U. Hal ini menandakan berlakunya hukum the law of diminishing return atau hukum pertambahan hasil yang menurun.

Skala produksi ekonomis yaitu dimana perusahaan menambah output akan membuat biaya produksi menurun dalam jangka panjang. Hal ini yang ditunjukkan oleh kurva LAC sampai pada titik A (dari sisi kiri ke titik A). Awalnya biaya rata-rata untuk memproduksi barang termasuk tinggi. Tapi karena perusahaan melakukan produksi dengan semakin efisien sehingga biaya produksi rata-rata semakin lama menurun (hingga titik A). Dengan demikian, penambahan hasil produksi (output) membuat biaya produksi rata-rata menurun dalam jangka panjang, inilah dikatakan sebagai skala produksi ekonomis.

Namun setelah mencapai titik A, produksi yang terlalu berlanjut akan terjadi kondisi skala produksi yang tidak ekonomi. Ditujukkan kurva LAC dari titik A ke kakan. Dengan kurva LAC yang meningkat lagi berarti biaya produksi rata-rata yang dikeluarkan untuk produksi barang semakin tinggi. Ini yang dikatakan sebagai skala produksi yang tidak ekonomis.

Pada sekala produksi ekonomis mempunyai nilai biaya marginal yang tinggi sehngga membuat nilai biaya rata-rata menurun. Namun dengan hukum pertambahan hasil yang menurun, nilai biaya marginal semakin lama semakin menurun, sehingga hal tersebut membuat biaya rata-rata semakin mendekati kurva biaya marginal (LMC). Namun setelah titik A, kondisi biaya marginal melebihi biaya rata-rata. Artinya disini kondisi skala produksi tidak efisien.

 

Faktor yang mempengaruhi skala ekonomi

Saat menjelaskan skala ekonomi diatas, kita mengatakan bahwa terjadi skala hasil yang meningkat (increase return to scale). Saat skala ekonomi terjadi, ketika perusahaan menggandakan input yang digunakan membuat pelipatgandaan output yang dihasilkan lebih besar. Bila dikaitkan dengan biaya rata-rata, bahwa saat terjadinya skala ekonomi membuat biaya rata-rata jangka panjang menurun. Ketika anda melipatgandakan input dalam jangka panjang, justru membuat pelipatgandaan jumlah output yang lebih besar, artinya produksi perusahaan lebih efisien. Tentu saja biaya rata-rata jangka panjangnya menjadi lebih kecil.

Mengapa saat dalam jangka panjang bisa terjadi skala ekonomi padahal misalkan input dilipatgandakan sesuai dengan yang digunakan saat jangka pendek? Bukankah seharusnya pelipatgandaan input akan menghasilkan pelipatgandaan output yang sama?

Dalam jangka panjang bisa terjadi skala ekonomi bila ada faktor-faktor yang mempengaruhi skala ekonomi terjadi. Setidaknya disini, kita ingin membahas 2 faktor yang mempengaruhi terjadinya skala ekonomi. Pertama, karena pengaruhi teknologi produksi. Kedua, pengaruh ukuran bisnis.

Baca juga: Teknologi produksi

Baca juga: Fungsi produksi

Pada pembahasan teknologi produksi, kita menjelaskan bahwa pilihan teknologi yang diambil perusahaan akan menentukan output produksi. Perusahaan mengkombinasikan berbagai input seperti tenaga kerjada dan modal untuk memproduksi barang. Namun perusahaan harus memilih teknologi produksi yang capital intensive atau labor intensive. Pilihan teknologi produksi yang tepat dalam jangka panjang bisa membuat skala ekonomi terjadi.

Mari kita buat ilustrasi hipotetikal agar gampang dipahami. Misalkan saja dalam jangka pendek perusahaan anda mempunyai pabrik kecil dan menggunakan mesin dengan skala kecil. Katakanlah mesin yang anda gunakan mampu menghasilkan 100 produk sehari. Bila anda menambahkan mesin jadi 10 mesin skala kecil, bisa saja anda menghasilkan 1000 produk sehari. Tapi bayangkan misalnya biaya 10 mesin kecil tersebut setara 1 mesin pabrik skala besar dan anda mengganti ke pabrik skala besar. Dan mesin pabrik skala besar ini ternyata mampu menghasilkan 1200 produk sehari.

Ilustrasi diatas memang tidak nyata, tapi setidaknya kita bisa mendapatkan gambaran. Dalam dunia nyata, bisa saja anda mendapati teknologi produksi yang maju. Kehadiran mesin-mesin canggih bisa membuat produksi anda lebih banyak. Dalam usaha skala kecil anda bisa jadi tidak dapat menggunakannya. Tapi dalam jangka panjang, misalkan anda memilihkan menggunakan teknologi mesin canggih dan anda bisa mengusahakannya. Keberadaan mesin dan pabrik dengan teknologi canggih akan membuat output yang dihasilkan lebih banyak. Dan secara biaya bisa saja jadi lebih murah bila anda menggunakan untuk menghasilkan output dalam jumlah sangat besar. Pilihan teknologi produksi yang digunakan, bisa jadi membuat skala ekonomi terjadi.

Faktor kedua yang bisa mempengaruhi skala ekonomi yaitu adanya pengaruh ukuran bisnis. Pernah tidak anda mendapati potongan harga atau harga yang lebih murah ketika membeli dalam jumlah banyak? Dalam produksi jangka panjang hal tersebut bisa saja terjadi. Ketika anda memilih untuk memperbesar skala produksi perusahaan anda, dan anda membeli input dalam jumlah besar. Secara ukuran bisnis yang besar membuat anda membeli input dengan sistem demikian. Potongan harga atau harga yang lebih murah tersebut membuat ongkos produksi jadi lebih murah. Dengan demikian, biaya rata-rata jangka panjang yang anda peroleh lebih murah. Disini skala ekonomi juga terjadi.

 

Demikian singkat mengenai skala ekonomis dan tidak ekonomis. Semoga pembahasan ini bermanfaat.

Be the first to comment

Leave a Reply